“Buat karya yang jujur, bukan yang untuk impressing orang lain atau untuk tujuan materialistis,” ujar Isha Hening
Karya Isha Hening nggak perlu banyak perkenalan di ranah motion graphic art Indonesia.
Bidang tersebut ini sudah ia tekuni sejak tahun 2007, jadi tak heran jika banyak orang sudah familiar dengan karya-karyanya.
Beberapa waktu lalu, USSFeed pun sempat ngobrol langsung dengan Isha, membahas tentang pesan yang ia coba sampaikan lewat karya-karyanya.
Baca juga: Bikin Karya Graphic Art Keren A La Isha Hening? Begini Caranya!
“Kayak ketemu jodoh”
Menurut Isha, jujur pada diri sendiri adalah proses esensial yang harus dilewati setiap artist.
Buat Isha sendiri, proses itu ia temukan ketika ia menemukan happiness di dunia seni visual, khususnya motion graphic art.
“Kayak ketemu jodoh, gue ngerasa nyaman di bidang ini,” pungkasnya pada USSFeed.
Kecintaan tersebut mendorongnya untuk menggali ilmu sendiri, meski informasi yang tersedia ketika ketika itu belum melimpah seperti era digital yang terjadi selama 5 tahun terakhir.
“Jadi kalo gue diminta bikin tutorial, gue nggak terlalu bisa karena gue juga nggak tau langkah yang bener itu harusnya gimana. Karena semua step yang gue hasilkan itu hasil ‘ngarang’ aja. Tapi mungkin itu yang bikin hasilnya beda [tertawa].”
Dealing with creative block
Soal kreativitas, Isha nampaknya tak punya banyak limitasi.
Sebagai seorang introvert, ia lebih banyak menghabiskan rumah dan studio daripada diluar. Membuat karya baru setiap hari pun jadi cara pilihan Isha untuk terus mengasah skill dan kreativitasnya.
“Setiap hari gue selalu bikin karya sebenarnya, dan bentuknya bisa apa aja. Kebetulan gue bisa gambar dan bisa bikin [motion graphic], jadi kebanyakan bikin dua itu,” pungkasnya.
Sama dengan ketika membuat karya personal, Isha juga menunjukkan fearlessness ketika membuat karya pameran virtual.
Beragamnya audiens yang bermunculan tak buat ia gentar. Feedback yang Isha terima pun (entah itu pujian atau kritikan) ia serap dengan apresiasi. Meski begitu, ia tak menjadikan omongan orang sebagai pondasinya berkreasi.
“Gue lebih mikirin apa yang mau gue sampaikan aja sih. Gimana orang ‘nerimanya’ itu urusan orang, bukan urusan gue.”
Karya bagus menurut Isha Hening?
Buat Isha, membuat karya bagus tak selalu ada rumusannya. Bahkan ketika ditanya karya mana yang ia anggap sebagai kreasi terbaik, Isha justru bingung harus jawab apa karena ia selalu bangga dengan karya-karya yang ia buat.
“Gue nggak bisa ngasih tau secara jelas ‘karya yang bagus’ itu kayak gimana,” ungkap Isha.
“Tapi kalo dari penilaian gue pribadi, karya yang bagus buat gue adalah karya yang bisa ngasih sesuatu, ada efeknya. Jadi experience-nya nggak datar-datar aja, tapi bisa evoking something, apapun itu.”
Semangat itulah yang ia juga coba sampaikan ke mereka yang ingin menekuni bidang kreatif.
“Gausah mikirin image tentang apa yang orang akan tangkap dari lo, [alih-alih] jujur aja sama diri sendiri,” ujar Isha.
“Sebaiknya jangan dimulai dengan [keinginan] untuk impressing orang doang, atau untuk tujuan materialistis.”