Bermula dari cerita horror penuturan teman
Cerita Horror kali malam Jumat kali ini dibagikan oleh seorang pengguna Twitter dengan nama pengguna @rasth140217.
Dalam penuturannya, ia mengisahkan tentang Samudra, seorang pemuda yang ingin mendokumentasikan sebuah makam anak-anak yang diduga korban pesugihan.
Sam, sapaan Samudra, mengetahui kisah ini dari temannya yang bernama Dira. Namun Dira tidak merestui keputusan Sam tersebut.
“Butuh waktu berhari2 agar kau bisa sampai ke desa itu Sam. Menurutku kesana bukanlah hal yang benar. Di terminal TI, kau harus menunggu sampai pagi baru bisa lanjut Ke desa pertama, syukur2 kalau kau tiba di sana subuh, tapi kalau kau tiba di sana malam atau sore, kau terpaksa harus menunggu sampai pagi berikutnya untuk turun ke desa pertama,” kata Dira.
AKIBAT PERJANJIAN SETAN
Sejak pertama aku menginjakkan kaki ku di desa itu, perasaan was2 takut selalu membayangiku. Terlebih lagi setelah ku Lihat hamparan makam anak kecil dan bayi2 tak jauh dari ujung desa tersebut.#bacahorror#bacahoror#theradhorror pic.twitter.com/PYGrDxCbjr
— OM RASTH (@rasth140217) March 29, 2021
Namun Sam yang terlanjur penasaran bersikeras untuk melanjutkan perjalanan.
“Tapi aku penasaran Dir, dan jika aku berhasil mendokumentasikan kuburan2 anak2 kecil itu, kemungkinan aku bisa jadi orang terkenal. Wajahku akan terpampang di koran-koran lokal,” ujar Sam.
“Apalagi kalau aku bisa menguak semua cerita asli dari sana aku yakin, pasti akan banyak produser2 yang mau memfilmkan perjalanan ku,” lanjut Sam.
Dira menggeleng, ia tak setuju dengan alasan Sam.
“Aku tidak setuju kau kesana. Aku yang dari kecil di bawa pindah dari sana saja sudah tidak ingin menginjak kan kakiku ke desa jahanam itu lagi,” Bentak Dira.
Baca juga: Kisah Mistis Pemakaman Malam di Purwodadi
Cerita Horror dan pesugihan anak
Samudra tiba di terminal bus dini hari, bahkan sebelum terminal tersebut beroperasi. Ia bahkan sempat mencari sarapan pagi di sebuah warung nasi sebelum memulai perjalanan.
Sam meletakkan tasnya yang berisi kamera dengan sangat hati2 di atas bangku, di sebelahnya.
Di sampingnya, ada seorang pria berambut gondrong acak2an, duduk tak begitu jauh. Lelaki itu nampak memperhatikan gerak gerik Sam.
“Mau kemana?” tanya pria tersebut.
“Mau ke desa D,” jawab Sam.
Tegur sapa itu pun berlanjut panjang. Pria gondrong tersebut mengaku bernama Muhammad Saiful Hadi Wijaya, biasa disapa Ipul.
Ketika Ipul mendengar cerita horror dan misteri pesugihan desa tersebut, Ipul pun langsung penasaran.
“Eh, coba jelaskan lebih detail, memangnya cerita misteri apa yang mau kau kuak di sana? Hantu selendang? Hantu Janji? Atau apa?” Ujar ipul.
“Pesugihan, yang menumbalkan bayi-bayi baru lahir,” Bisik Sam sambil mengunyah nasinya
“Apa? Masa ada cerita seperti itu?” Tanya Ipul hampir tersedak kopinya.
“Mungkin aku terlalu lama di rantau, jadi tidak tahu menahu tentang cerita itu. Kapan kau berangkat? Apa aku boleh ikut? Kebetulan aku punya pick up,” kata ipul sambil tersenyum.
Awalnya Sam sempat ragu, namun akhirnya ia setuju untuk pergi ke desa D bersama Ipul dengan mobil pick up-nya.
Baca juga: Sosok Penghuni Kamar Kos Nomor 7, “Natasya!”
Sesampainya di desa D
Satu jam perjalanan, keduanya tak kunjung tiba di tempat tujuan.
Desa tersebut betulan susah dijangkau. Bahkan jalanan yang semula ada, lama-lama berubah karena tertutup rumput liar dan semak belukar, serta kanan-kiri yang tertutup hutan.
Perjalanan terpaksa tertunda ketika keduanya berhadapan dengan sebuah sungai.
“Di seberang itu adalah desa D yang kamu maksud. Tapi kita harus melewati sungai ini dulu,” Ujar Ipul. “Dan sungai ini kelihatan nya sedang sampurak (naik airnya).”
“Kita menginap di sini saja malam ini. Besok baru lanjut nyebrang. Semoga saja masih ada warga yang tinggal disana, biar kita bisa meminjam sampan nya untuk menyeberang,” Ujar ipul.
Di tengah malam, Sam yang tengah tertidur terbangun. Ada suara tawa cekikikan yang terdengar sangat dekat.
Ia lantas membangunkan Ipul karena takut. Namun sebelum Sam sempat berujar, Ipul menutup mulut Sam.
“Ayo, bereskan barang2 mu, kita pergi dari sini sekarang juga!” Bisik ipul
“Kenapa har…” Belum selesai pertanyaan nya, Ipul sudah terlebih dulu memasukkan peralatannya nya ke dalam tas.
Namun ketika keduanya berjalan mengendap, suara tawa tersebut terus mengikuti.
Ipul sempat bersholat tahajud dan mengaji untuk menenangkan diri hingga akhirnya suara tawa tersebut menghilang.
Setelah beristirahat sejak, pagi pun menjelang.
Meski begitu, perjalanan keduanya terhambat karena tak ada seorang pun yang bisa membantu mereka menyebrang. Ipul bahkan terpaksa untuk membuat rakit dari gadang pohon pusang hutan.
Sesudah menyebrang, keduanya tertegun. Tak butuh waktu lama buat Sam dan Ipul untuk menemukan makam-makam kecil yang mereka cari.
Makam-makam itu tak bernama, bahwkan batu nisannya hanya terbuat dari balokan.
“Ini, ini yang di makam yang di ceritakan dira,” Gumam sam. “Konon menurut cerita, dulu desa ini hampir semua warganya mempunyai ilmu hitam yang menyesatkan, dan anak-anak mereka di jadikan tumbal, entah itu untuk pesugihan ataupun yang lainnya,” Ujar Samudra
Setelah sempat berkeliling, keduanya pun memutuskan untuk berkeliling desa.
Anehnya, hampir semua rumah di desa itu kosong. Sam dan Ipul hanya bertemu seorang kakek tua yang bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia.
“Tolong tanyakan kenapa banyak kuburan anak kecil di pemakaman itu pul,” Ujar Sam sembari masih memegangi kameranya
“Katanya itu kuburan anak2 kecil di desa ini. Yang dulu terserang penyakit muntaber. Satu persatu anak2 di desa meninggal karena terserang penyakit tersebut,” jawab Ipul.
“Beliau bilang, kalau ada salah seorang warga di sini juga yang membawa penyakit itu dari desa besar, dan akhirnya menular ke semua warga, terutama anak2. Mereka yang tidak mengetahui obat2an luar, hanya bisa menunggu dan menyaksikan anak2 mereka terserang sakit.” Lanjut Ipul. “Katanya orang2 memang meyakini seperti itu. Karena orang2 itu dulunya lupa melakukan ritual sesembahan untuk mahluk di air.”
Di tengah penuturan sang kakek, Sam dan Ipul dikejutkan dengan 2 orang yang membawa senapan.
Panik, keduanya pun kalangkabut dan kabur. Keduanya bahkan rela melompat ke sungai, bahkan kamera dan perlengkapan lain Sam dan Ipul harus basah.
Singkat cerita, keduanya menemukan jalan untuk kembali ke mobil pick up milik Ipul. Tak butuh waktu lama, Ipul tancap gas, mengantarkan Sam kembali ke terminal.
“Kau tau suara ketawa itu? Itu suara hantu beranak atau yang dalam bahasa indonesianya Kuntilanak. Jika suaranya terdengar dekat, artinya mereka jauh dari kita. Tapi kalau suaranya jauh, itu berarti mereka sangat dekat dengan kita. Makanya saat suaranya jauh tadi malam, aku melarangmu untuk menegur ataupun menanyakan nya. Karena kalau di sebut, mereka pasti akan langsung datang” ujar Ipul di tengah perjalanan.
“Kata orang, wajah mereka itu sangat cantik tiada tanding jika berubah jadi manusia. Dulu pernah ada ceritanya orang yang menikah dengan hantu itu. Akhirnya laki2 nya di bunuh oleh si hantu karena berniat beristri lagi. Dan kalau mereka mendatangimu saat di hutan, itu ‘telurmu’ yang akan di ambil oleh mereka. Hiii! Membayangkan nya saja aku sudah ngilu sam!” lanjut Ipul.
Sesampainya di terminal, Sam pun beranjak ke bus dan berpisah dengan Ipul.
“Hati-hati ya sam, sampai jumpa. Jangan lupakan perjalanan kita ya,” ujar Sam sambil tertawa.
“Ini alamatku, simpan ya. Nanti kalau ada waktu, main2 ke kaltim,” Ujar Sam.
“Iya pasti. Doakan saja semoga tahun depan aku jadi triliunder biar bisa keliling dunia mengajakmu,” canda Ipul seraya menjabat tangan Samudra, lalu berjalan keluar bus.
Ketika bus beranjak, Sam merasa agak bosan, Ia pun membuka koran yang terselip di belakang kursi bus.
Sam terkejut ketika membuka salah satu halaman. Ia melihat sebuah berita penemuan mayat tenggelam dengan ciri-ciri yang sama persis dengan Ipul. Jantungnya mulai berdetak tak karuan. Bingung, takut, dan merasa tidak percaya campuraduk jadi satu.
“Apa benar, itu ipul? Seorang teman baru yang dengan sukarela menemaninya mencari desa aneh itu?”
Dengan Ipul. Jantungnya mulai berdetak tak karuan. Bingung, takut, dan merasa tidak percaya campuraduk jadi satu.
Apa benar, itu ipul.? Seorang teman baru yang dengan sukarela menemaninya mencari desa aneh itu.??
—–SELESAI—-
Donasi pulsa bisa di nomor ini- 0856 5403 7262
— OM RASTH (@rasth140217) March 30, 2021