Dennis Bergkamp pastinya jadi salah satu nama familiar di kalangan pecinta si kulit bundar yang besar di generasi 90’an. Pasalnya pria yang lahir tepat di hari ini merupakan salah satu ‘striker’ terbaik sepanjang sejarah sepakbola.
Sedari awal karirnya di Ajak, Bergkamp sudah berhasil mencuri perhatian dunia. Namun rasanya dari sepanjang karirnya membela klub, puncak performanya justru terlihat saat dirinya berseragam Arsenal.
Dibawah asuhan Arsene Wenger, Dennis Bergkamp berubah menjadi sosok menakutkan bagi para pemain bertahan liga Inggris.
Meski dikenal secara luas, ternyata pria kelahiran Amsterdam, 52 tahun silam ini memiliki beberapa fakta menarik soal dirnya. Baik di dalam maupun di luar lapangan, jadi ini dia 3 fakta menarik Dennis Bergkamp yang berulang tahun hari ini
Hanya pernah membela 3 klub
Sebagai salah satu striker terbaik, pria berjuluk “The Non-Flying Ducthman’ ini tercatat hanya pernah mengenakan seragam 3 klub besar di Eropa.
Pada masa awal karirnya, ia merupakan pemain Ajax FC. Sebagai alumni sekolah sepak bola klub asal Amsterdam, Bergkamp baru mulai bersinar saat Louis Van Gaal mengambil alih kursi kepelatihan.
Namun tidak lama setelah makin dikenal, Bergkamp memutuskan berpetualang ke salah satu liga terkeras di dunia, yaitu Italia. Bersama Inter, karir Bergkamp meredup. Bahkan di musim perdananya bersama tim berseragam hitam biru, dia harus puas bertengger satu posisi di atas klub yang terdegradasi.
Hanya dalam 2 tahu, Bergkamp akhirnya memutuskan untuk pindah ke Arsenal FC. Namun siapa sangka, keputusan tersebut merupakan sesuatu yang mengubah karirnya. Pasalnya sejak ditangani oleh Arsene Wenger, Bergkamp berhasil menjadi salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki oleh Arsenal.
Selama 10 tahun berseragam The Gunners, ia berhasil meraih banyak trophy. Bahkan Bergkamp merupakan salah satu pemain kunci bersama dengan Thiery Henry, Patrick Viera dan Roberto Pires dalam gelar “Invincibles” yang di raih Arsenal pada musim 2003/2004!
Bergkamp menderita Aviophobia
Julukan Non-Flying Ducthman yang melekat padanya ternyata berhubungan erat dengan ketakutan Bergkamp untuk terbang menggunakan pesawat.
Beberapa sumber terpercaya menyebut bahwa trauma itu muncul saat dirinya sedang terbang bersama dengan timnas Belanda pada tahun 1994. Kala itu dalam penerbangan, salah satu mesin pesawat yang ditumpangi mati mendadak dan saat sedang menunggu alias delay, salah satu jurnalis bercanda soal keberadaan bom di dalam tasnya.
Dalam biografi yang dirilis pada 2013 silam, Pria yang berhasil masuk dalam PFA Team of the Year 1997-1998 mengaku kalau ketakutan itu sudah ia alami sejak membela Inter.
Pasalnya dia sering terbang dalam pesawat berukuran kecil untuk pertandingan away mereka. Akhirnya pada 1994 setelah piala dunia bersama Belanda, Bergkamp memutuskan untuk tidak pernah terbang lagi.
Keadaan tesebut kerap menjadi penghalang bagi Bergkamp untuk dapat berlaga dalam partai away di liga-liga Eropa. Bahkan di saat tertentu, dia bisa berangkat beberapa hari sebelum pertandingan dengan menggunakan mobil atau kereta.
Hal tersebut juga pernah dibeberkan Wenger saat Arsenal harus bertamu ke Lyon pada Februari 2001 silam. Pelatih asal Prancis itu mengaku khawatir karena Bergkamp harus mempersiapkan waktu lebih untuk menempuh perjalanan dengan kereta serta mobil.
Nyaris mendapat Ballon D’or pada tahun 1993
Setelah sukes bersama Ajax FC dalam beberapa musim terakhir, Bergkamp nyaris mendapatkan penghargaan Ballon D’or pada tahun 1993.
Sayangnya saat itu dia hanya berhasil duduk sebagai runner-up dibawah Roberto Baggio
-
Spotify Patenkan Teknologi Baru, 180 Musisi Menuntut!
-
Netflix Uji Coba Bikin Platform Baru “N-Plus”, Apa Aja Fiturnya?
-
Jalur Sepeda Permanen Terancam Ditiadakan? Polisi Lakukan Pengkajian
—
Well, Happy Birthday Bergkamp! Sebagai salah satu orang yang besar di tahun 90’an, sosokmu adalah salah satu pesepak bola yang gua kagumi!