Dipaksa jadi pendonor darah untuk dijual kembali, seorang pria bernama Li mengaku menjadi korban penculikan.
Dalam satu bulan dia disebut bisa mendonorkan darah lebih dari satu kali. Bahkan saking seringnya, dia nyaris tewas.
Tergiur pekerjaan, pria ini malah tertipu
Dilansir Oddity Central pria berusia 31 tahun ini awalnya datang ke Kamboja karena tergiur iklan pekerjaan.
Siapa sangka tawaran itu palsu dan sesampainya di sana, dia culik oleh geng kriminal. Li mengklaim bahwa sejak saat itu dia diperdagangkan.
Dia kemudian diselundupkan ke Sihanoukville, di Kamboja oleh geng kriminal yang menjual seharga IDR 265 juta ke geng lain.
Awalnya Li bekerja untuk berbagai skema penipuan telemarketing, tapi sejak September dia menolaknya. Sejak saat itulah, para penculik mulai menjadikannya budak donor darah.
Jadi pendonor darah, Li sumbang 800ml per bulan
Dilansir Asia Pacific Times, Li diancam akan dijual ke sindikat penjualan organ jika dirinya menolak menjadi donor.
Jauh dari standar 470 ml per bulan yang menjadi standar, Li di paksa menyumbangkan 800 ml darah per bulannya.
Darah tersebut kemudian diperjualbelikan secara online.
Nyaris kehilangan nyawa
Saking seringnya berdonor, lengan Li sampai memar dan sulit untuk mengambil darah. Meski demikian para geng kriminal justru mengambil darah melalui pembulu darah di kepalanya.
Selain menjadi pendonor darah, pria yang sempat mejadi pekerja keamanan menyebut dia juga sering disiksa dengan setrum.
Meski akhirnya berhasil melarikan diri, Li sempat mengalami gagal organ dan terpaksa mendapat perawatan di rumah sakit pada 12 Februari kemarin.