Pelarangan penggunaan kata Anjay jadi polemik terhangat sepanjang minggu ini

Boleh dibilang Anjay words adalah topik terpanas sepanjang minggu ini, bagaimana tidak, tidak lama setelah isu pelarangan penggunaan kata tersebut, netizen langsung bereaksi dan mempertanyakan apa urgensi dari keputusan itu.

Bagi Lo yang tertinggal, perlu diketahui kalau gembar-gembor pelarangan kata Anjay dimulai saat sosok Lutfi membahasnya di kanal YouTube miliknya. Bukan hanya membeberkan pemahaman kata itu menurutnya, pria dengan nama lengkap Lutfi Agizal juga mengadukan anak yang menggunakan kata anjay kepada KPAI.

Tidak berhenti disitu, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) juga sudah mengeluarkan statement tentang permasalahan penggunaan katan Anjay yang sebenarnya seolah sudah menjadi “biasa” digunakan saat sedang nongkrong dengan teman.

Menurut Arist Merdeka Sirait, kata anjay mengandung makna yang kasar dan dianggap bersifat merendahkan orang lain dan dinilai memenuhi unsur kekerasan verbal.

Benarkah Anjay termasuk kata yang memiliki makna kasar?

Tergelitik dengan rasa penasaran, kali ini USS Feed mencoba berdiskUSSi dengan beberapa orang yang pastinya tidak asing dengan penggunaan kata anjay dikehidupan tongkrongan mereka.

View this post on Instagram

Larut malam

A post shared by Ghesa Gafara (@gheswho) on

Menurut gua pribadi Anjay tidak bisa dikategorikan sebgai kata umpatan yang mempresntasikan kekesalan. Selain terdengar kurang gahar, kata anjay juga tidak cocok untuk digunakan untuk mengejek orang. Alasannya karena kata itu sudah sering digunakan sebagai sebuah kata multi-tafsir yang menunjukan sebuah hal yang keren, unik atau aneh,” begitu tutur Ghesa selaku Content Manager di salah satu media anak muda yang berbasis di Jakarta.

Senada dengan Ghesa, Vivian justru memiliki pemahaman kalau kata anjay sangatlah jauh dari sebuah kata kasar, melainkan sebuah kalimat penyambung untuk menggoda teman-teman sepermainannya. “Tergantung konteks sih, tapi lebih ke ngedoain temen yang mengarah ke ‘wah’ atau ‘cie’,” begitu pungkasnya.

View this post on Instagram

🦦

A post shared by bib *・゜゚・*:.。..。.: *⋆ (@vivianlmrt) on

Manajer salah satu celebgram tersebut memberikan contoh kalau misalnya ada orang yang memamerkan sepatu baru kepadanya, maka secara spontan dia akan membalas dengan “Anjay, keren juga Lo!“. Dari keduanya seolah semakin jelas kalau kata anjay sama sekali bukan dimaksudkan untuk merendahkan orang lain, tapi lebih kepada cara memecahkan sebuah suasan atau bahkan menunjukan keakraban pertemanan.

Bahkan Rara yang bekerja sebagai banker di salah satu bank ternama malah beranggapan kalau anjay words sering dia gunakan untuk mengungkapkan kekaguman atau membalas pick-up line katro yang mungkin dia dengar. “Anjay si xxx duit jajannya, 50 juta seminggu.” begitu tuturnya!

Saat ditanya kapan pertama kali mendengar kata anjay mereka sendiri mengaku tidak ingat kapan pastinya, namun bagi mereka kata anjay merupakan sebuah kata yang sering terdengar dalam lingkungan pergaulan dan tidak “menggangu” mereka sama sekali.

View this post on Instagram

Someday my prints will come

A post shared by -rara- (@rarakinanti) on

Jadi pantaskah kata Anjay dilarang?

Ghesa menjelaskan kalau sebenarnya tidak ada urgensi untuk segera mengesahkan aturan pelarangan penggunaan kata anjay, dirinya bahkan menyebutkan kalau pemerintah seharusnya bisa mengurus hal penting lainnya terlebih dahulu.

Masih banyak masalah yang lebih krusial di Indonesia, seperti omimbus law, RUU PKS dan masalah live streaming yang juga sedang menjadi perbincangan.” begitu tuturnya.

Vivian juga melemparkan pernyataan yang kurang lebih menekankan kalau sebenarnya kata tersebut tidak harus dilarang dan menyebut kalau penggunaan kata anjay pada akhirnya tidak akan merugikan siapapun karena masuk ke dalam kategori “slangword. “Mending urus RUU PKS duluan deh,” pungkas Vivian.

Sementara Rara secara garis besar juga merasa kalau urgensi Komnas Perlindungan Anak adalah mengurusi pelecehan seksual yang masih kerap terjadi pada anak kecil, selain itu ada baiknya kalau sementara waktu ini fokus pemerintah diarahkan kepada penanggulangan Covid-19. “Duh, dibanding bikin peraturan gini. Mending urusin dulu lah soal Covid-19.” tutur Rara.

Writer’s note

Yes, bisa dibilang gua sependapat dengan semua narasumber yang ikut berpartisipasi dalam diskUSSi minggu ini. Sejauh ini tidak ada urgensi sama sekali menyoal pentingnya pelarangan kata anjay dalam kehidupan sehari-hari, karena konteks pemahaman orang tentang kata tersebut sangatlah jauh dari “kekerasan” atau “makian”.

Berdasarkan asumsi gua, anjay merupakan sebuah kata yang levelnya sama dengan kata gokil atau goks, contohnya “Anjay gak tuh topik diskUSSi kali ini?”.