Menurun sejak pandemi
Konsumsi alkohol di Jepang menurun keras.
Sejak pandemi berlangsung, bar dan tempat lain yang menjual alkohol terpukul keras akibat pembatasan.
Hal itu juga berdampak kepada penjualan yang menurun.
Adakan kompetisi ideasi untuk dorong konsumsi alkohol
Menariknya, kini pemerintah Jepang melakukan berbagai upaya untuk mendorong konsumsi alkohol di kalangan muda.
Salah satunya adalah kampanye “Sake Viva”.
Diawasi oleh Badan Pajak Nasional, kampanye ini mengundang peserta untuk mengajukan ide tentang bagaimana merangsang permintaan di kalangan anak muda untuk mengkonsumsi alkohol.
“Pasar minuman beralkohol domestik menyusut karena perubahan demografis seperti penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, dan perubahan gaya hidup akibat dampak Covid-19,” kata situs web tersebut.
Mendapat kecaman
Mengingat konsumsi alkohol berlebih memiliki dampak yang kurang baik, kampanye ini juga mendapat penolakan dari beberapa pihak.
Salah satu pengguna Twitter menyebut bahwa sepertinya tidak pantas jika lembaga pemerintah mendorong anak muda untuk lebih sering ‘minum’.
Bahkan kampanye disebut tidak peka terhadap orang yang berurusan dengan ‘kecanduan’.
Jadi salah satu sumber pemasukan
Menurut Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri angka terbaru menunjukan penurunan yang signifikan.
Terutama karena kesempatan minum tempat umum menurun.
Sekitar 30 persen orang berusia 40-an hingga 60-an minum secara teratur, yang berarti tiga hari atau lebih per minggu, dibandingkan dengan hanya 7,8 persen orang berusia 20-an.
“Dengan cara ini, penurunan kebiasaan minum dari tahun ke tahun diperkirakan berdampak pada menyusutnya pasar domestik,” kata kementerian.
Laporan pada 2021 juga menyebutkan bea atas minuman keras yang menjadi sumber pemasukan mengalami penurunan drastis.
—
Let us know your thoughts!
-
Ikut Lomba Balap Karung 17an, Ibu di Tasik Meninggal Dunia
-
Bali Adalah Destinasi Liburan Paling Bahagia di Dunia, Menurut Riset
-
Riset: Orang yang Percaya Astrologi Cenderung Lebih Narsis dan Kurang Cerdas