Belakangan ini, topik dengan tagar #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial dan kanal berita di Indonesia. Fenomena ini mencerminkan ketertarikan generasi muda Indonesia untuk mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri. Dengan kemampuan bahasa asing dan keterampilan teknis yang mumpuni, banyak yang ingin melanjutkan pendidikan, mencari pekerjaan, atau bahkan menetap di negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara di Eropa lainnya.
Mengapa Banyak Generasi Muda Indonesia Ingin Tinggal di Luar Negeri?
Salah satu alasan utama adalah tingginya biaya hidup di beberapa kota Indonesia tidak sebanding dengan gaji yang diterima. Mengacu ke data BPS, rata-rata gaji yang diterima penduduk Indonesia per Agustus 2024 lalu hanya mencapai Rp 3.267.618 per bulan (data BPS), sedangkan survei biaya hidup yang layak bagi rumah tangga di Jakarta dapat mencapai Rp 14,88 juta per bulan.
Selain faktor ekonomi, kualitas pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih luas juga menjadi pertimbangan penting. Berdasarkan Laporan Pembangunan Manusia 2023/2024 dari UNDP, Indonesia menempati peringkat ke-112 secara global dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI). Angka ini menunjukkan bahwa masih ada banyak tantangan dalam menyediakan akses pendidikan dan lapangan pekerjaan yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Kondisi ini membuat banyak orang muda mencari alternatif untuk mencari kesempatan dapat bekerja di negara lain yang menawarkan insentif yang menarik untuk membantu kehidupan perekonomian pekerja dan keluarganya. Hal ini juga dilandasi bahwa kebanyakan pekerja muda Indonesia adalah sandwich generation, dimana penghasilan mereka tidak dinikmati sendiri tetapi juga digunakan untuk menangung beban finasial untuk generasi diatas dan dibawahnya.
Jumlah Diaspora Indonesia dan Diaspora dari negara lainnya
Merujuk ke BRIN, jumlah diaspora Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8 juta jiwa, dan tidak termasuk dalam dalam daftar negara dengan jumlah diaspora terbesar di dunia. Diapora Indonesia umumnya tersebar di beberapa negara, seperti: Malaysia, Belanda, Arab Saudi. dan Singapura. Sebagai perbandingan, jumlah diaspora negara lain adalah:
- India memiliki diaspora terbesar di dunia dengan 35.42 juta orang yang tersebar di negara-negara seperti Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Kanada. Komunitas diaspora yang berasal dari India ini umumnya memiliki skills Bahasa asing dan IT yang baik sehingga berpengaruh besar di sektor teknologi, bisnis, dan pendidikan.
- Meksiko diestimasikan memiliki sekitar 12,3 juta diaspora, sebagian besar diaspora tinggal di Amerika Serikat karena negaranya masih bertetangga dan kedua negara memiliki hubungan perdagangan untuk meningkatkan hubungan dagang. Diaspora Meksiko berkontribusi di sektor konstruksi, jasa, dan pertanian. Hal ini tentu
saja berpengaruh pada perkembangan ekonomi negara Amerika Serikat. - Filipina diperkirakan memiliki sekitar 10 juta diaspora yang tersebar di Amerika Utara, Timur Tengah, dan Eropa, yang berkontribusi pada sektor sektor kesehatan, teknik dan jasa (seperti: customer center, data entry, back office). Filipina memiliki banyak sekolah vokasi yang menyiapkan generasi muda untuk menambah skills dan dapat mencari pekerjaan di luar negeri. Selain itu, Tenaga kerja dari Filipina umumnya diminati karena memiliki tingkat kemahiran bahasa Inggris yang baik dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik.
Dampak Positif Diaspora
Meskipun banyak yang khawatir akan efek dari tren migrasi ini, keberangkatan tenaga kerja terampil ke luar negeri juga memiliki dampak positif. Diaspora Indonesia yang bekerja di berbagai sektor di luar negeri dapat berkontribusi terhadap ekonomi nasional melalui remitansi (kiriman uang) ke keluarga yang tinggal di Indonesia. Selain itu, para diaspora juga dapat membantu negara tujuan dengan mengisi kebutuhan tenaga kerja di berbagai sektor strategis,
seperti: jasa Kesehatan, jasa perhotelan dan industri lainnya.
Peran Remitansi dalam Perekonomian
Beberapa negara, seperti India dan Filipina umumnya menyadari perlunya diaspora melalui dukungan pendidikan bagi warganya untuk mengembangkan skills yang baik agar dapat bekerja di luar negeri. Karena remitansi dari diaspora sebagai satu faktor yang dapat memainkan peran penting dalam ekonomi nasional. Dana yang dikirimkan oleh pekerja migran dapat meningkatkan daya beli masyarakat, mendukung usaha kecil dan menengah, serta memperbaiki taraf hidup keluarga di tanah air.
Bagaimana menurutmu? Apakah tren #KaburAjaDulu akan memotivasimu untuk membawa
dampak positif bagimu dan keluarga?
Ditulis oleh: Yonatan KS, seorang karyawan dan pengamat yang bekerja di Jakarta.