Tentang St. Vincent
Sejak debut pada tahun 2007, St. Vincent sudah berhasil mencuri perhatian banyak orang, terutama pecinta musik alternative/indie. Sejak saat itu, karya musisi bernama asli Annie Erin Clark jadi rilisan yang ditunggu-tunggu.
Hal ini ia buktikan dengan raihan penghargaan GRAMMY pada tahun 2014 untuk kategori Best Alternative Music Album. Pada 2021, St. Vincent juga berhasil memenangkan penghargaan yang sama lewat album “Daddy’s Home.” Nggak heran, album “All Born Screaming” yang dirilis pada bulan April lalu pun jadi jawaban penantian banyak penggemar, termasuk di Indonesia.
USS Feed berkesempatan buat mewawancara penyanyi ternama ini dan ngebahas berbagai hal, mulai dari album barunya, pengalamannya tentang Indonesia, bahkan hubungannya dengan Dallas.
Interaksi St. Vincent dengan Fans Dari Indonesia
Dalam wawancara bersama USS Feed, St. Vincent bercerita kalau dia sempat berinteraksi sama fans dari Indonesia yang rela pergi ke Singapura buat nonton penampilannya.
“Saya pernah beberapa kali tampil di Singapura dan ada fans dari Jakarta dan berbagai wilayah lain di Indonesia yang rela dateng ke Singapura buat nonton pertunjukkan saya karena paling dekat (dari Indonesia). Dan saya sangat terharu dengan itu.”
- St. Vincent dalam wawancara bersama USS Feed pada 23 Agustus 2024.
Tentang “All Born Screaming”
Menurut St. Vincent, “All Born Screaming” adalah persoalan kehidupan, kematian dan cinta.
Tema tersebut diangkat karena dia menyadari sebenarnya orang yang punya banyak waktu buat hidup di dunia ini. Dia juga menyinggung soal kenyataan kalau nggak ada seorang pun di dunia ini yang hidup tanpa merasakan kehilangan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mencintai dan hidup sepenuhnya.
“Jika kamu mencintai sesuatu, ingat aja kalau kita hidup di dunia ini hanya satu menit, sekejap mata. Jadi, jika kita ingin mencintai, cintailah sepenuhnya. Jika kita ingin hidup, hiduplah sepenuhnya, dan bagian dari proses ini, sayangnya, adalah kehilangan orang yang dicintai.”
- St. Vincent.
Bikin lagu buat diri sendiri atau buat musisi lain?
St. Vincent juga bercerita kalau sebenarnya menulis lagu jauh lebih sulit ketimbang jadi seorang penyanyi. Menurutnya, nulis lagu nggak cuma bikin musik dan ngegabungin chords, tapi juga nemuin “jiwa” dalam karyanya.
Nggak hanya itu, St, Vincent berpendapat kalau sebenarnya nulis lagu buat diri sendiri jauh lebih sulit ketimbang buat orang lain. Alasannya, pada akhirnya dia cenderung lebih “judgmental” terhadap dirinya dan karya yang dibuatnya ketimbang menulis lagu kolaborasi bareng artis lain.
Hubungan St. Vincent dengan Dallas
Buat St. Vincent, Dallas adalah rumah dan tempat di mana keluarganya berada. Rumah yang nyaman. Tapi bagi dirinya, rumah nyaman ini harus ditinggalkan karena dia nggak merasa “sesuai berada di sana” dan buat jadi dirinya, dia harus meninggalkan rumah itu.
“Saya bersekolah di sekolah negeri dan punya stadion football yang besar dan cheerleaders, dan saya nggak pernah merasa sesuai di sana. Saya sangat menyayanginya (Dallas) karena di sana rumah dan keluarga saya. Tapi saya merasa saya harus keluar dari sana untuk bisa menjadi diri saya.”
- St. Vincent.
Ritual Sebelum Manggung?
Soal “ritual” unik sebelum manggung, St. Vincent mengaku bahwa ia nggak bisa makan 5 jam sebelum pertunjukkan karena makanan yang dikonsumsi harus sudah diolah sama badannya. Dia juga harus workout supaya badannya siap ngejalanin konser.
“Saya nggak tahu apa yang terjadi ketika saya manggung, kayak ada sesuatu yang ngambil alih secara keseluruhan ketika saya berada di panggung. Jadi saya harus menyiapkan badan saya terhadap apapun yang bakal terjadi di panggung,” kata St. Vincent.
(via Giphy)
What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of Instagram/@st_vincent)