Dari perkara Shinzo Abe, Yamagami Tetsunya, hingga dendam pribadi
Mantan Perdana Meteri Jepang Shinzo Abe meregang nyawa pada Jumat (8/7) ketika melakukan pidato kampanye di kota Nara.
Ia menghembuskan napas terakhirnya di usia 67 tahun setelah setelah tembakan seorang pria bernama Yamagami Tetsuya menembus jantungnya.
Berikut beberapa fakta yang lo perlu tau!
- Ditembak karena dendam
Ketika diamankan pihak kepolisian, Yamagami mengaku punya dendam pribadi.
Salah satu organisasi keagamaan yang tidak disebutkan namanya punya kaitan dengan Shinzo Abe. Oeganisasi tersebut membuat ibu Yamagami bangkrut untuk memberikan donasi dalam jumlah yang sangat besar.
“Keluarga saya bergabung dengan agama itu dan hidup kami menjadi lebih sulit setelah menyumbangkan uang untuk organisasi tersebut,” kata Yamagami dikutip oleh sumber tersebut kepada polisi.
“Saya ingin menargetkan pejabat tinggi organisasi, tetapi itu sulit. Jadi, saya membidik Abe karena saya yakin dia terikat (dengan organisasi). Aku ingin membunuhnya,” paparnya menambahkan seperti dikutip Asahi Shimbum.
- Pelaku mantan angkatan laut Jepang
Yamagami adalah mantan pasukan pertahan maritim atau angkatan laut Jepang. Ia disebut keluar dari korps tersebut pada 2005.
Kolega Yamagami pun mengenali pria berusia 41 tahun tersebut sebagai sosok yang “normal” dan terlihat sangat “jujur.”
Ia sempat menjadi pengangguran sebelum akhirnya bekerja di sebuah departemen pengiriman pabrik di prefektur Kyoto.
Mantan rekannya pun menyebut Yamagami sebagai sosok yang tertutup; hanya merespon ketika ditanya soal pekerjaan dan tidak pernah membahas kehidupan pribadinya.
“Jika itu pembicaraan tentang pekerjaan, dia akan merespons, tetapi dia tidak pernah membicarakan kehidupan pribadinya. Dia tampak sopan,” kata mantan rekannya, menurut Kyodo News.
- Rakit senjata sendiri
Kepemilikan sejata di Jepang sangat ketat. Hal inilah yang diduga menjadi alasan Yamagami merakit senjata sendiri. Senjata itu adalah benda mirip senjata yang berukuran panjang 40 sentimeter (sekitar 16 inci) dan lebar 20 sentimeter, dibuat dengan alat-alat yang dibeli secara online.
Kepolisian Jepang juga menemukan senjata rakitan tangan di rumah pria tersebut.
- Pertimbangkan serangan bom
Sebelum menyerang dengan senjata rakitan sendiri, Yamagami sempat ingin menyerang dengan bom yang juga rakitan sendiri di acara Okayama.
“Saya berencana membunuh mantan PM di sana [Okayama], tapi saya lihat ada prosedur pendaftaran di pintu masuk dan saya rasa akan sulit untuk masuk,” ujar Yamagami kepada penyelidik, berdasarkan laporan NHK.
- Peluru tidak ditemukan
Dokter yang melakukan proses operasi terhadap Shinzo Abe mengaku tidak menemukan peluru.
Dokter pengobatan darurat RS Universitas Medis Nara Hidetada Fukushima mengatakan dokter menemukan dua luka di bagian leher depan tengah.
“Kami tidak menemukan peluru,” kata Hidetada Fukushima dalam jumpa pers yang disiarkan NHK.
“Ada luka yang diduga merupakan bekas tembakan. Ada indikasi, peluru mencapai jantung karena ada pembuluh darah dari leher ke jantung.”
- Muncul ancaman ke politikus Jepang
Tak lama setelah Shinzo Abe tewas dibunuh, muncul ancaman terhadap politikus Jepang lain.
Ancaman tersebut ditujukan pada seorang politikus Partai Demokrat Liberal (LDP), Sanshiro Matsuyamama. Perlu diketahui pula, Abe juga berasal dari LDP.
Menurut laporan polisi, panggilan telepon pertama terjadi pada pukul 11.50 waktu lokal, ketika berita penembakan terhadap Abe menyebar luas.
“Anda selanjutnya,” kata tersangka dalam teleponnya ke kantor Matsuyama seperti dikutip Asahi Shimbun.
Setelah diselidiki, panggilan tersebut datang dari ponsel Akira Uematsu (67) yang merupakan seorang karyawan paruh waktu yang tinggal di kota Shizuoka.
Ia lalu ditangkap dengan tuduhan intimidasi.
What are your thoughts? Let us know!