Susu kental manis udah jadi salah satu jenis ‘minuman’ yang wajib ada di rumah-rumah orang Indonesia. Mulai dari diseduh panas ataupun dingin, sampai jadi topping di makanan-makanan, bahan ini ada di mana-mana.
Walau begitu, muncul kontroversi tentang apakah produk ini aman untuk kita konsumsi, baik dengan cara seduh maupun tidak.
Begini penjelasan tentang SKM dari beberapa pihak!
Harus ada peringatan di kemasan susu kental manis
Sering kali, orang-orang salah kaprah tentang susu kental manis yang mereka jadikan pengganti susu formula untuk balita. Padahal, ada dugaan kalau produk ini kerap berkaitan dengan faktor kurang gizi pada anak.
Melansir CNN, Penny Lukito meminta para pelaku usaha untuk mencantumkan label peringatan dalam kemasan kental manis, bahwa produk tersebut tidak bisa jadi satu-satunya sumber gizi.
Faktanya, SKM merupakan produk yang terbuat dari susu dan gulanya mencapai 4-50 persen. Jadi, ini jelas bukan susu, melainkan minuman yang terbuat dari gula dan susu.
Dengan kandungan gula yang tinggi, muncul risiko diabetes dengan konsumsi berlebih. Selain itu, ada pula risiko kesehatan gigi, sama seperti olahan dengan kadar gula tinggi lainnya.
Lebih baik jadi topping aja, secukupnya
Kata orang, semua hal yang berlebihan itu tidak baik. Begitu pula dengan konsumsi gula terlalu banyak.
Deputi BPOM Rita Endang pun buka suara soal kontroversi susu kental manis ini. Menurutnya, kental manis tidak untuk kita seduh atau minum langsung seperti susu pada umumnya.
Kata Rita, cara konsumsi SKM itu adalah kebiasaan salah yang harus kita ubah. Lebih baik, kental manis hanya kita jadikan topping, tentunya dalam kadar secukupnya, seperti produk pemanis lain.
“Masyarakat memang berisiko terhadap kandungan gula, seharusnya perlu mengoreksi diri,” katanya, mengutip Kompas.
—
Baca juga: