Beberapa minggu belakangan, berita selalu ramai dengan isu tentang Taliban di Afghanistan. Kekacauan demi kekacauan juga terus muncul, di samping berita pandemi yang bikin kita garuk kepala.
Video yang memperlihatkan suasana rusuh pun tersebar di dunia maya. Pasti pernah lihat kan kejadian orang-orang berbondong-bondong ingin kabur naik pesawat, sampai-sampai korban berjatuhan?
Walau begitu, masih banyak kita-kita yang bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi. Siapa Taliban? Apa tujuannya? Gimana hubungannya dengan Amerika?
Kali ini, USS Feed bakal ngerangkum hal-hal yang mungkin Lo perlu tau tentang isu ini! Check it out.
Yang terjadi sekarang adalah…
Per Minggu, 15 Agustus kemarin, para gerilyawan Taliban berhasil mengambil alih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul. Hal ini mereka lakukan setelah sukses menguasai hampir seluruh wilayah negara itu.
Saat itu, ‘tak ingin melihat pertumpahan darah di Kabul’, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani beserta jajaran pemerintahannya pun ‘kabur’ ke Tajikistan, melansir CNN.
Karena tak banyak perlawanan dari Tentara Nasional negara, kelompok itu pun bisa mengambil kedudukan cuma dalam beberapa hari.
Perebutan kekuasaan ini terjadi 20 tahun setelah mereka sempat ‘terusir’ dari Kabul oleh tentara Amerika. Selama hampir dua dekade itu, terjadi gerilya hampir setiap saat, dengan Afghanistan berada di bawah AS. Perang yang haus darah itu terus memakan korban dan jadi konflik perang terpanjang AS.
Hingga akhirnya presiden AS Joe Biden mengumumkan untuk menarik tentaranya dari Afghanistan akhir bulan Agustus ini. Mereka pun kewalahan karena salah perhitungan tentang kapan Taliban akan kembali.
Siapapun yang tinggal di Afghanistan dan pernah bekerja dengan perusahaan AS pun turut panik berbondong-bondong keluar dari negaranya itu.
Siapa Taliban? Gimana awal mulanya?
Kelompok ini sering dikenal dengan berbagai hukumnya yang ‘kejam’. Tak jarang, kata ‘teroris’ pun melekat dengan identitas mereka. Menurut sumber-sumber, begini kira-kira awal mulanya:
Taliban awalnya terbentuk pada 1994. Mereka adalah mantan pejuang (juga terkenal dengan sebutan Mujahidin), yang dulu mengusir Soviet pada akhir 1980-an dari Afghanistan.
Menurut berbagai sumber, mereka punya tujuan untuk mengaplikasikan interpretasi mereka terhadap hukup islam di negara itu, dan tentunya, menghilangkan pengaruh asing.
Pada tahun 1996, mereka berhasil menduduki Kabul. Aturan yang strict pun berlaku di negara. Perempuan harus pakai baju yang menutupi hampir seluruh badannya, tidak berhak untuk belajar, bekerja, bahkan bepergian sendiri. TV, musik, dan hari libur non-Islam pun dilarang.
Hal itu berubah saat kejadian 9/11 2001. Lebih dari 2.700 orang meninggal di serangan dua gedung World Trade Center, dan beberapa daerah lainnya. Menurut catatan sejarah yang dipublikasikan, serangan ini berasal dari pemimpin al Qaeda, Osama bin Laden.
Di sini lah kejadiannya terkaitkan dengan Afghanistan di bawah pimpiman Taliban.
Perang yang terus terjadi
Kurang dari sebulan setelah serangan yang menyasar WTC, Pentagon, Washington, hingga Pennsylvania, AS dan sekutu menginvasi Afghanistan.
Dengan judul ‘menghentikan terorisme’, AS ingin menghentikan Taliban menyediakan tempat aman bagi al Qaeda, juga menghentikan al Qaeda menggunakan Afghanistan sebagai basis operasi terorisme.
Selama 20 tahun AS menduduki Afghanistan, perang terus terjadi. Melansir website resmi NATO Canada, tak jarang anak-anak (di bawah 18 tahun) dari negara itu dijadikan pasukan tentara.
Pada tahun 2017, terhitung 3.179 dari mereka harus gugur terbunuh di medan perang. Pasukan tentara anak-anak ini bisa terjadi, salah satunya karena adanya pandangan ‘selama sudah cukup besar untuk membawa senjata, artinya cukup untuk jadi tentara’.
Tentunya, ini jadi masalah yang sangat menyedihkan bagi dunia.
—
Intinya, perang dalam bentuk apapun, kelihatan atau nggak, ujung-ujungnya masyarakat yang harus menanggung akibatnya.
Hope the world will get better.
Baca juga: