Pada suatu hari di zaman Jurassic awal, ada makhluk purba mirip cumi-cumi memakan krustasea sejenis udang lobster. Namun, saat hewan bertentakel itu mulai menyantap mangsanya yang lezat, ia malah jadi mangsa predator yang lebih besar, hiu Hybodus Hauffianus.
Kira-kira 180 juta tahun kemudian, pemandangan itu terabadikan jadi fosil yang ditemukan di tambang Jerman, dan baru-baru ini jadi penelitian. Setelah para ahli paleontologi menganalisis, mereka menemukan siapa yang ada di paling atas rantai makanan. Selain itu, mereka juga mengilustrasikan aktivitas rantai makanan tersebut, dan studinya mereka terbitkan di Swiss Journal of Paleontology.
Si hiu gak menghabiskan cumi-cumi, kebiasaan!
Menurut para ahli, makhluk yang tampak kayak cumi-cumi itu namanya belemnite. Biasanya, mereka jadi mangsa buaya purba, hiu, atau ikan predator besar lainnya.
Siapapun predatornya, mereka gak bakal menghabiskan mangsanya, mengutip ScienceAlert. Soalnya, belemnite punya paruh rostra yang keras, runcing, dan susah untuk mereka cerna. Ada pun fosil hiu yang ‘memaksakan diri’ makan seluruh rostra cumi-cumi, dan kemungkinan besar mati karenanya (lihat gambar di atas).
Para peneliti berhipotesis kalau setelah hiu H. hauffianus ‘selesai’ dengan mangsanya, ia melepaskan dari cengkramannya dan berenang menjauh. Sementara itu, belemnite tenggalam ke dasar laut bersama krustasea dan menjadi fosil.
Dari fosil ini, hanya ada bagian-bagian keras yang tersisa. Bagian lunak dia antaranya sudah hilang jadi santapan predator.
Kisah fosil unik dari tahun 70-an
“Fosil berusia 180 juta tahun ini adalah satu dari 10 spesimen belemnite dengan jaringan lunak yang terawetkan dengan baik.” kata pemimpin studi yang juga kurator Museum Paleontologi University of Zurich, Christian Klug kepada Live Science.
Seorang kolektur Amataur Dieter Weber menemukan fosil ini pertama kali pada tahun 1970. Ia menemukan fosil unik ini di sebuah tambang kecil dekat Holzmaden, desa dekat Stuttgart di barat daya Jerman.
Kemudian, seorang kurator invertebrata Jurassic dan Cretaceous di State Museum of Natural History Stuttgart, Günter Schweiger membelunya pada tahun 2019. Saat itu, ia sedang mengunjungi koleksi Weber.
Dari situlah ilmuwan mulai melakukan penelitian untuk mempelajari cumi-cumi belemnite yang sudah punah itu.
—
Baca juga: