Gugus Tugas Covid-19 tidak terima Indonesia ditempatkan pada urutan hampir terbawah
Pandemi virus corona masih berlangsung di Indonesia. Sampai saat ini, khususnya Jakarta pun masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi sebagai persiapan warganya menyambut new normal.
Hingga hari ini, Rabu, 10 Juni 2020, Indonesia sendiri sudah mencatat sebanyak 33.076 kasus positif Covid-19. Walaupun tidak sebanyak negara-negara di Amerika dan Eropa, tapi Indonesia dikatakan telah mencapai urutan ke-2 kasus corona terbanyak di Asean.
Indonesia peringkat 97 dari 100
Nah, baru-baru ini, majalah Forbes yang terbit 5 Juni 2020 lalu telah melaporkan urutan negara yang aman dari Covid-19. Indonesia berada pada posisi 97 dari 100, dibandingkan dengan Swiss yang menempati urutan pertama dan diikuti Jerman di urutan kedua.
Laporan ini diterbitkan majalah Forbes berdasarkan survei dan penelitian dari Deep Knowledge Group. Ini merupakan perusahaan nirlaba yang didirikan di Hong Kong pada 2014 silam.
Tanggapan Gugus Tugas Covid-19
Anehnya, Amerika Serikat yang kasus positifnya jauh lebih banyak dari Indonesia justrus ada di posisi ke-58 dalam laporan tersebut. Mendengar hal ini memancing Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito buka suara.
Ia mengatakan bahwa pernyataan yang menempatkan Indonesia di posisi hampir paling bawah itu tidak tepat. Bahkan ia sampai mempertanyakan bagaimana cara Deep Knowledge Group mengolah data, terlebih pihaknya juga tidak pernah dihubungi oleh Deep Knowledge Group atau majalah Forbes.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (GTTPC19) Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pemerintah daerah perlu melakukan 5 tahapan ini guna menuju masyarakat aman dan produktif. Selengkapnya : https://t.co/KT8JStNHTh #BersatuLawanCovid19 pic.twitter.com/f4TUMNsAjU
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) June 8, 2020
“Setiap negara mempunyai karakterisik dan kemampuan yang berbeda-beda dalam menangani pandemi ini. Sangat tidak objektif apabila Indonesia dibandingkan dengan negara-negara yang ada pada daftar tersebut terkait penanganan virus corona,” katanya.
Menurut Wiku, penanganan virus corona di Indonesia ini dilihatnya sudah tepat dan sesuai dengan karakter Indonesia. Karakteristik warganya yang membuat Indonesia mungkin belum bisa secepat negara lain.
Menantang untuk bertemu
Tidak hanya membantah pernyataan Deep Knowledge Group dalam majalah Forbes saja, Wiku juga menantang mereka untuk bertemu dan berdiskusi bagaimana cara mereka dalam menyusun dan membuat laporan tersebut.
Di samping itu, kemarin Selasa, 9 Juni 2020 Indonesia mengalami penambahan kasus positif Covid-19 dengan rekor tertinggi sebanyak 1.043 kasus baru.