Mampu mendeteksi gejala COVID-19 pada 200 orang hanya dalam waktu 2 menit
Demi mempercepat dan mempermudah proses deteksi COVID-19, sebuah perusahaan start up asal Cina menghadirkan kacamata dengan teknologi thermal scanner alias pendeteksi suhu tubuh.
Adalah Rokid, perusahaan start up yang memproduksi kacamata tersebut.
Source: Rokid
Bukan cuma dengan teknologi thermal scanner, perusahaan berbasis teknologi AI (artificial intelligence) tersebut juga melengkapi kacamata bernama ‘T1’ tersebut dengan chipset Qualcomm dan kamera beresolusi 12 megapiksel.
Dengan teknologi tersebut, T1 diklaim mampu mendeteksi suhu hingga 200 orang dalam waktu dua menit, dalam radius jangkauan tiga meter.
Selain itu, T1 juga dilengkapi dengan fitur AR (augmented reality) yang mendukung pengoperasian tanpa sentuhan. Alih-alih, kacamata tersebut dioperasikan dengan menggunakan perintah suara.
T1 juga dilengkapi fitur pengenalan wajah dan manajemen data. Pengguna T1 dapat menghubungkan kacamata ini dengan perangkat lain menggunakan USB.
Source: Rokid
Rokid mengklaim sukses mengembangkan T1 dalam waktu kurang dari dua bulan. Saat ini, perangkat ini pun sudah diproduksi dan digunakan perusahaan, staf taman nasional, sekolah dan oleh otoritas nasional Cina untuk mendeteksi gejala COVID-19.
Nantinya, T1 pun digadang-gadang akan bisa digunakan di negara-negara lain. Sayangnya, perangkat ini sempat diduga akan mencuri data.
“Mengenai modul ini, kami tidak mengambil data apa pun ke jaringan komputasi awan. Privasi sangatlah penting bagi pelanggan, jadi kami menyimpan pengukuran data secara lokal saja,” tutur Liang Guan, direktur Rokid, dilansir dari Tech Crunch.
#Technology used in Rokid Glass T1 provides real-time critical information to #FrontLineHeroes on the scene. And to think, we’ve only begun to scratch the surface! #AugmentedReality #AR #AI #VR #MR #TECH #TuesdayThoughts #COVID19 pic.twitter.com/QbRUWb5PXl
— Rokid (@RokidInc) April 7, 2020
Either way, T1 masih mampu mendeteksi COVID-19 dengan cepat, hingga menekan risiko para petugas pertolongan pertama yang harus bekerja di garda depan.
“Kami berpikir bahwa kacamata seperti ini (T1) dapat membantu masyarakat yang masih harus bekerja di lapangan,” ujar Liang Guan.