Gelar konser musik layaknya sebelum pandemi, festival musik Back To Live berhasil kumpulkan lebih dari 6.000 orang. Konser yang diselenggarakan di Belanda itu merupakan uji coba penelitian.
Melansir DW, para peneliti melakukan uji coba untuk mengetahui bagaimana ‘event‘ berskala besar tetap dapat terjadi, meskipun saat pandemi.
Gelar konser musik layaknya sebelum pandemi, peserta wajib mengikuti protokol kesehatan
Mereka yang datang ke festival musik di Biddinghuizen wajib mengikuti protokol kesehatan. Mulai dari menunjukan hasil tes PCR negatif sampai mengukur suhu tubuh sebelum masuk.
Mereka juga memakai sensor tertentu yang dikalungkan di leher untuk melacak gerakan mereka. Begitu masuk, banyak orang terlihat begitu antusias dan bersorak, bahkan ada yang berpelukan satu sama lain.
Last weekend @ReinZonneveld at a field lab experiment festival in Biddinghuizen, Netherlands
— Techno Cave (@techno_cave) March 22, 2021
👉Over 1500 people had to receive a negative test before entry pic.twitter.com/vBsw7CVmUe
DJ Reiner Zonnevald juga hadir untuk mengisi acara dan meramaikan suasana festival musik tersebut.
Fieldlab, eksperimen yang mendapat dukungan Pemerintah Belanda
Proyek pesta berbentuk fevital ini merupakan pagelarn ketujuh dan dikenal dengan sebutan Fieldlab.
Adapun acara itu merupakan eksperimen yang mendapat dukungan dari Pemerintah Belanda. Selain konser musik, uji coba serupa juga dilakukan pada pertunjukan teater. acara olajraga dam konfrensi.
In a third wave, with exponential growth admissions and ICU occupancy inching uowards- how sensible, logical or ethical is it to conduct a field lab like this? https://t.co/DtsD7VLYKb
— Saurabh Zalpuri (@phenomstruck) March 20, 2021
Menurut manajer program, Pieter Lubberts, para peniliti ingi mempelajari cara agar acara itu dapat tetap diselenggarakan dengan aman selama masa pandemi.
Lubberts juga menjelaskan uji coba pesta dansa sebelumnya yang digelar dua pekan lalu juga dilakukan pada lokasi tertutup. Peserta kemudian dibagi menjadi enam kelompok dengan aturan yang berbeda.
Ada yang diwajibkan menggunakan masker, ada juga yang kemudian diizinkan untuk bergerak bebas. Peneliti kemudian mengamati gerak-gerik mereka dan mencatan perbedaan dinamika antar kelompok dan membandingkan dengan perisitiwa lain.
Begini hasil uji coba
Pada festival uji coba terakhir, pengunjung wajib memakai masker dan sensor untuk melacak dengan siapa dan berapa lama mereka melakukan kontak dengan orang lain serta menghitung jarak.
Namun, peneliti mendapati tidak perlu waktu lama untuk para pengunjung membuka maskernya.
“Seluruh peserta secara teoritis dapat melakukan kontak satu sama lai. Tetapi apa yang kita lihat dalam jenis acara lain adalah bahwa biasanya kelompok kecil dan mereka tetap pada kelompoknya,” pungkas Andreas Voss, professor pengendalian infeksi di Universitas Radboud di Nijmegen.
“Dari lebih dari 6.000 orang yang menghadiri acara ini, kami hanya menemukan kemungkinan lima orang yang mungkin terinfeksi virus corona selama tau sekitar waktu acara,” pungkas Voss.
Menurutnya, masih terlalu dini untuk mendapatkan hasil yang akurat. Namun, hasil pertama yang mereka dapatkan sejauh ini cukup baik.
“Selama pesta, mereka akan sangat kurang berhati-hati. Mereka melepas masker, minum-minum, dan berpesta, seperti sebelumnya. Namum kemungkinan seorang terinfeksi sangat rendah,” pungkasnya.
—
Bisa gak nih uji coba ‘gelar konser musik layaknya sebelum pandemi’ juga terjadi di Indonesia?