Saat denger ‘go international’, mungkin bakal ada nama artis Indonesia yang langsung muncul di kepala lo, seperti Niki, Rich Brian, hingga Agnez Mo.
Yup, nama Niki dan Rich Brian akhir-akhir ini jadi sorotan publik, karena digadang-gadangkan jadi dua musisi Indonesia pertama yang unjuk gigi di panggung Coachella.
Dengan kesuksesan dua artis di bawah manajemen 88rising itu, nama Agnez Mo ikut terseret. Ambisinya jadi artis go international sejak kecil malah jadi bahan olokan, cuma karena nggak tampil di festival tersebut.
Menyuarakan mimpi lantang-lantang
Masyarakat Indonesia tentu jadi saksi perjuangan musisi bernama asli Agnes Monica sejak dahulu. Dari jadi artis cilik, kariernya di dunia musik sudah ia mulai sejak album “Si Meong” tahun 1992.
Berbagai karyanya selama bertahun-tahun pun nggak gagal bikin masyarakat bangga. Bahkan, sejumlah nama musisi dunia pernah jadi kolaborator Agnez Mo, seperti Timbaland, Steve Aoki dan Chris Brown.
Mimpinya yang sejak dulu ia suarakan lantang-lantang untuk jadi artis go international, terus menempel sampai sekarang.
Tapi hanya karena namanya nggak terpampang di panggung Coachella tahun ini, prestasi-prestasi sebelumnya yang sudah meroket di ranah internasional seakan hilang begitu saja.
Di sisi lain, Niki dan Rich Brian, dengan bakat yang nggak kalah hebat, terbilang punya ‘jam terbang’ yang lebih rendah kalau dibandingkan dengan Agnez Mo.
Berada di bawah manajemen 88rising berbasis Los Angeles yang mengumpulkan musisi dari Asia, nama mereka langsung melambung tinggi.
Muncul pertanyaan, apa semua ini pantas jadi masalah?
Mempermalukan orang lain bikin diri ngerasa lebih baik?
Pasti lo nggak asing lagi sama kebiasaan orang-orang yang suka banding-bandingin apapun, bahkan hal yang nggak semestinya dibandingin. Udah dibandingin, terus jadi bahan olokan, pula!
Secara psikologis, kebiasaan kayak gini ternyata ada penjelasannya, kenapa orang suka mempermalukan orang lain.
Mengutip Ed and Deb Shapiro (The Unexpected Power of Mindflness & Meditation), perilaku mengolok orang itu biasanya dilakukan untuk bikin diri mereka merasa lebih baik. Dengan nyari kesalahan orang lain, mereka bakal ngerasa lebih ‘superior’.
Akar masalahnya, ternyata ini cenderung terjadi saat orang merasa nggak puas dengan diri sendiri. Perasaan negatif timbul dari kecemburuan waktu melihat kesuksesan orang lain, seakan-akan self-worth-nya terancam.
Mimpi ‘go international’ nggak ada salahnya
Itulah kenapa kita sering banget lihat ceng-cengan yang nggak ada habisnya untuk para public figure. Ya, karena mereka lah yang paling menonjol daripada masyarakat umum, suara mereka juga jadi yang paling didengar.
Dalam kasus ini, mimpi go international yang harusnya jadi hal positif, berbalik jadi bahan ejekan netizen yang nggak pikir panjang. Padahal, apa salahnya menyuarakan mimpi? Apalagi, udah ada bukti nyata jerih payahnya.
Jadi, nggak perlu yang namanya banding-bandingin pencapaian, cuma gara-gara satu momen aja. Apalagi, buat mereka yang jelas-jelas terbukti karyanya.
At the end of the day, baik Agnez Mo ataupun Niki dan Rich Brian sama-sama bikin warga +62 bangga karena udah mengharumkan Indonesia di ranah internasional.
Thoughts? Let us know!