Ekspansi Gojek ke pasar asing
Gojek Thailand resmi diambil alih perusahaan penerbangan Malaysia, AirAsia.
Langkah ini diambil sebagai bentuk ekspansi bisnis AirAsia di luar sektor penerbangan, yang sejalan dengan upaya Gojek untuk masuk ke pasar Singapura dan Vietnam.
Baca juga: Saykoji akan Rilis Ulang Lagu “Online”
Ekspansi AirAsia, pengembangan Gojek
Berkat kerja sama ini, Gojek mememang saham superapp AirAsia dengan nilai pasar USD1 miliar. Hal ini diungkapkan oleh CEO AirAsia Group, Tony Fernandes.
“Nilai dari kerja sama ini dihargai melihat investasi Gojek senilai US$40 juta dan Gopay US$10 juta and nilai itu sudah ditransfer dalam bentuk saham di superapp AirAsia dengan kepemilikan US$1 miliar,” jelasnya pada konferensi pers daring, Rabu (7/7).
CEO Gojek Kevin Aluwi pun mengungkapkan bahwa kerja sama ini berjalan lurus dengan ambisi layanan tersebut untuk menembus pasar asing, khususnya Vietnam dan Singapura.
“Kami mencermati berbagai pasar internasional yang kami punya dan memutuskan bahwa prioritas kami untuk berinvestasi di Singapura dan Vietnam melihat skala bisnis yang kami miliki di kedua pasar tersebut,” bebernya.
Perlu diketahui pula, superapp milik AirAsia tersebut dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada awal Agustus mendatang.
Sistem layanan tersebut akan melanjutkan ekosistem Gojek yang sudah ada, seperti mitra driver, merchant dan pelanggan.
Baca juga: Pinterest Larang Iklan Penurun Berat Badan, Jadi Media Sosial Pertama yang Melakukannya
Menyiasati pandemi
Rencana ekspansi AirAsia sudah bersirkulasi sejak lama.
Langkah ini dinilai sebagai salah satu solusi jangka panjang buat kerugian bisnis yang perusahaan tersebut alami selama pandemi covid-19.
“Saya punya delapan tahun dari Grab untuk belajar darinya. Saya tidak perlu membuang uang, dengan eksperimen, membangun teknologi, melatih pengemudi, dan melatih pasar untuk memesan… mereka (Grab) telah melakukan itu semua untuk saya,” kata Fernandes, Selasa (30/3).
“Model ojek online telah dibangun. Semua orang di Malaysia tahu cara menggunakannya.”
Fernandes juga percaya diri dalam menghadapi persaingan.
“Pasar menginginkan persaingan. Ketika kami membeli AirAsia dengan dua pesawat, Malaysia Airlines memiliki pangsa pasar 98 persen atau mungkin lebih,” katanya.