Beberapa jam terakhir, Gunung Merapi kembali menunjukan aktivitasnya dengan memuntahkan lava pijar. Sejak Kamis (7/1) sudah empat kali awan panas keluar dan 19 kali lava pijar keluar dari gunung tersebut.
Maka dari itu, pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan saat ini Merapi berstatus Siaga (Level III). Lalu bagaimana proses evakuasi warga sekitar?
Gunung Merapi Aktif Lagi
Sebelumnya sekitar dua bulan yang lalu, Merapi juga telah menunjukan aktivitasnya dengan mengeluarkan awan panas atau yang disebut wedhus gembel. Meski saat itu statusnya sama-sama Siaga (Level III), namun tidak ada lava pijar yang dimuntahkan gunung tersebut.
“Lava pijar teramati 19 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah Kali Krasak,” kata Kepala BPPTKG, Hanik Mumaida dikutip dari Kompas.
Selama pemantauan, BPPTKG mencatat ada 117 kali gempa guguran, 99 kali gempa hembusan, 251 kali gempa fase banyak, dan 45 kali gempa vulkanik dangkal. Maka dari itu segala jenis kegiatan penambangan di alur sungai yang hulunya di Merapi disarankan untuk berhenti sejenak.
Selain itu pelaku wisata juga diharapkan tidak melakukan aktivitas di kawasan rawan bencana (KRB) dengan radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Pengungsi Wajib Rapid Test
Melihat status Merapi yang sudah Siaga (Level III), warga sekitar pun langsung dilarikan ke pengungsian. Namun, saat masuk ke tempat pengungsian para warga wajib melalui rapid test dulu sebagai prosedur awal mencegah penyebaran Covid-19.
“Karena untuk keamanan dari Covid-19 maka warga kami pengungsi diwajibkan rapid test biar aman semua. Sementara ini alhamdulillah aman semua,” kata Kepala Desa Paten, Sutarno dikutip dari Kompas.
Jika nantinya dari warga ada yang reaktif Covid-19, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat di Kabupaten Magelang.
_
Stay safe warga sekitar Yogyakarta dan Magelang!