Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Indonesia mempunyai banyak sekali situs bersejarah dan tersebar di mana-mana. Salah satu situs yang selalu menarik banyak perbincangan akhir-akhir ini adalah Gunung Padang. Situs satu ini memiliki banyak misteri di dalamnya dan mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat. Bagi kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang situs ini, bisa simak ulasan berikut.
-
Arti dari nama Gunung Padang
Ada arti di balik nama situs ini. Padang mempunyai makna terang benderang. Akan tetapi, ada pengertian lain yang menyebutkan jika Pa merupakan tempat, Da berarti besar atau agung, dan hyang yang artinya leluhur. Apabila disatukan maka mempunyai arti tempat agung para leluhur.
-
Lokasi Gunung Padang
Banyak yang mengira bahwa situs ini terletak di Padang karena namanya. Padahal, Gunung Padang ini terletak di Kampung Cipanggulan, Kelurahan Karya Mukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tempat bersejarah ini disebut-sebut sebagai situs megalitikum yang paling tua di dunia. Bahkan, tempat ini juga dikatakan sebagai situs yang terbesar di dunia lantaran mempunyai luas sebesar 900 meter persegi yang mana mengalahkan besarnya piramida.
-
Kisah situs pertama kali ditemukan
Situs ini pertama kali ditemukan oleh Nicolaas Johannes Krom pada tahun 1914. Ia melaporkan bahwa pada bagian puncak situs terdapat empat teras yang tersusun dari batuan andesit dan batu kasar yang berbentuk lingga atau batu tegak. Kemudian, situs ini ditemukan kembali pada tahun 1979 oleh warga setempat yang melaporkannya langsung ke pemerintah setempat.
-
Struktur dari Gunung Padang yang cenderung unik
Situs ini ternyata juga menjadi bahan pembicaraan American Geophysical Union (AGU). Para ahli yang terlibat dalam pertemuan ini mengatakan bahwa situs yang mempunyai struktur berbentuk segitiga tersebut menyimpan ribuan sisa kuil kuno pada bagian-bagian yang terkubur di dalam tanah.
Disebutkan juga bahwa meskipun bentuknya segitiga, struktur yang dimiliki sangat berbeda dengan buatan Suku Maya. Di mana Suku Maya membuat situs selalu simetris. Para ahli menduga jika situs ini memiliki bentuk memanjang dan ada setengah lingkaran di bagian depannya.
-
Ada beberapa lapisan di bagian bawah situs
Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut dan disertai dengan beberapa metode survei, ternyata ada sejumlah lapisan yang masing-masing dibuat di waktu yang berbeda-beda. Di lapisan paling atas terdapat susunan kolom batu yang membentuk jalur, ruang, dan dinding. Diperkirakan lapisan ini sudah berusia antara 3000 sampai 5000 tahun.
Untuk lapisan kedua terdapat kolom batu yang bentuknya serupa dengan bagian pertama. Usianya sendiri sekitar 7500 sampai 8300 tahun. Sedangkan di lapisan ketiga ada kolom batu yang umurnya jauh lebih tua, diduga kuat umurnya berada di antara 9000 sampai 28.000 tahun.
-
Diduga kuat sebagai tempat pemujaan leluhur
Fakta menarik lainnya dari situs penuh misteri ini adalah diduga kuat sebagai lokasi pemujaan leluhur pada zaman dulu. Ini dibuktikan dengan hasil dari ekskavasi yang telah dilakukan oleh beberapa arkeolog di Indonesia. Dari sini, para ahli menyimpulkan bahwa situs raksasa ini masuk ke dalam Ras Austronesia yang mempunyai tradisi pemujaan leluhur di tempat-tempat tinggi.
-
Dapat mengeluarkan bunyi
Siapa sangka, jika situs ini ternyata juga dapat mengeluarkan bunyi. Ini bisa kamu buktikan dengan memukul bebatuan dengan benda-benda keras. Nantinya akan ada suara yang mempunyai ciri khas tertentu layaknya alat musik ketika ditabuh. Namun, hanya beberapa batuan yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian tersebut.
-
Terdapat sumur dekat pintu masuk
Di dekat pintu masuk terdapat sebuah sumur yang diberi nama Kahuripan. Warga setempat meyakini bahwa air yang ada pada sumur tersebut tidak pernah surut. Bahkan pada saat musim kemarau sekalipun.
Itulah informasi singkat mengenai situs Gunung Padang yang menjadi sempat menjadi kehebohan masyarakat di beberapa waktu lalu. Sangat tak disangka kalau Indonesia ternyata mempunyai situs megalitikum terbesar di dunia dengan struktur tidak biasa. Maka dari itu, siapa saja yang berkunjung di sana disarankan untuk tidak berbuat usil, seperti merusak dan bahkan mencoret bebatuan supaya situs tetap terjaga.
Baca juga: