Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas menyebut Presiden Joko Widodo memastikan akan memindahkan Ibu kota Jakarta ke luar Pulau Jawa. Hal ini diputuskan usai rapat pembahasan Ibu Kota baru di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
“Presiden memilih alternatif ketiga, yaitu memindahkan Ibu Kota ke luar Jawa. Ini barangkali salah satu putusan penting yang dilahirkan hari ini dan tentunya akan dilanjutkan dengan rapat terbatas berikutnya,” ungkap Bambang.
Keputusan ini didasari dengan berbagai pertimbangan yaitu
- Ibu kota harus memiliki lokasi yang strategis secara geografis, yaitu berada di tengah wilayah Indonesia.
- Memiliki luas lahan yang mencukupi sebagai calon IbuKota, baik lahan tersebut miliki pemerintah maupun miliki BUMN.
- Wilayah harus bebas bencana alam atau setidaknya minim resiko, baik gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi, maupun kebakaran hutan dan lahan gambut. Sumber daya air juga harus cukup dan bebas dari pencemaran lingkungan.
- Untuk meminimalisir kebutuhan pembangunan infrastruktur baru, pemerintah ingin Ibu Kota baru berada di kota yang sudah cukup berkembang. Lebih tepatnya kota menengah yang sudah existing. Kota yang sudah memiliki akses mobilitas atau logistik. “Misalnya tidak perlu membnagun bandara baru di kota tersebut, begitu juga pelabuhan dan jalan koneksi,” ucap Bambang
- Dekat dengan pantai, memiliki identitas Indonesia meruapakan negara maritim, sehingga Ibu Kota lokasinya tidak jauh dari pantai tapi tidak harus di tepi pantai.
- Ada akses dan layanan air minum, sanitasi, listrik, dan jaringan komunikasi yang memadai.
- Memiliki resiko konflik sosial yang minim dan masyarakatnya memiliki budaya terbuka terhadap pendatang.
- tidak dekang dengan perbatasan dengan negara tetangga, bertujuan untuk mejaga keutuhan wilayah teritorial negara secara menyeluruh.
Sebelumnya gagasan pindahnya Ibu Kota Jakarta sudah ingin dilaksanakan dulu sebelum masa kepresidenan Jokowi. Gagasan pindahanya Ibu Kota sudah pada era Soekarno.
“Gagasan untuk pemindahan Ibu Kota ini sudah lama sekali muncul, sejak era Kepresiden Soekarno. Di setiap era presiden pasti muncul gagasan itu. Tapi wacana ini timbul-tenggelam karena tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang,” kata Presiden Jokowi
Selain itu perpindahan Ibu Kota mungkin disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan infrastruktur. Seperti kepadatan penduduk Jakarta yang tergolong sangat padat hingga masuk penduduk dengan kota terpadat ke-4.
Jakarta juga diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050 diakibatkan penggalian ilegal yang akhrinya terjadi penurunan daratan. Hingga kemacetan yang akhirnya mengakibatkan kerugian ekonomi mencapai 56 triliun rupiah.
Isu-isu yang beredar mengatakan Jakarta akan pindah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dikarenakan berada di tengah Indonesia, Minim gempa bumi, dan proporsi penduduk kecil.
Isu perpindahan ke Palangkaraya juga didasari oleh kejadian pada tahun 1950an namun dibatalkan karena belum terdapat jalan darat dan perpindahan pada masa tersebut sulit.
Tetapi perpindahan Ibu Kota akan memakan biaya yang sangat banyak hingga 466 triliun rupiah.
Kita mencoba membuat estimasi besarnya pembiayaan tadi di mana skenario satu diperkirakan sekali lagi akan membutuhkan biaya Rp 466 triliun atau 33 miliar dolar AS,” kata Bambang
Masih banyak pertimbangan yang masih dibicarakan baik segi ekonomi sampai dengan kehidupan sosialnya. What’s your opinion about Indonesia’s Capital City being moved out from Jakarta?
Image Source: [Goodnewsfromindonesia]