Baju baru untuk lebaran,
Itulah sepertinya salah satu alasan kenapa Pasar Tanah Abang dibanjiri para pengunjung. Seperti di lansir dari CNNIndonesia, lapak para pedangan pakaiani kaki lima sudah ramai sejak 09.30 WIB, terutama di kawasan Blok F.
Menariknya, pedagang yang memiliki toko di dalam gedung masih sebagian besar tutup, namun banyak para pedagang ‘nakal‘ yang membuka lapak di luar dan lorong-lorong gedung.
Mengabaikan PSBB dan keberadaan Satpol PP
Meskipun banyak pembeli yang datang dengan menggunakan masker, namun mirisnya mereka sama sekali tidak melakukan physical distancing atau menjaga jarak antara satu dengan yang lain saat asik memilih pakaian.
Keberadaan para petugas Satpol PP pun seakan tidak dipedulikan oleh para pembeli, mirisnya lagi bukan hanya terjadi di area Pasar Tanah Abang, melainkan keramaian juga terjadi di Jatibaru II. Tidak sedikit pedagang yang membuka lapak kaki lima dan pengujungpun tidak kalah banyaknya.
Keramain di daerah tersebut sudah mulai terjadi sejak Minggu, 17 Mei 2020 dan para warta seperti acuh tak acuh dengan PSBB serta tidak terlihat khawatir untuk harus berdesak-desakan.
Selama PSBB, pedangang kaki lima dilarang berjualan
Wakil Gubenur DKI Jakarta, Ahmad Riza menjelaskan bahwa kejadian di Tanah Abang dan Jatibaru tidak sesuai dengan penerapan PSBB yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Bahkan dirinya menjelaskan kalau sebenarnya para pedagang kaki lima dilarang berjualan selama PSBB berlaku. ‘Apalagi saat corona gini (PKL Tanah Abang) semua ditertibkan, tidak boleh dagang. PKL ini karena urusan pertu, apalagi masa corona ini, enggak dagang, enggak makan, kita tertibkan nongol lagi.’ begitu seperti dilansir dari CNNIndonesia.
Kejadian soal ramainya aktivitas pedangang kaki lima bukan hanya terjadi di kedua area tersebut, tetapi terjadi juga di area lain seperti di Pasar Jiung, Kemayoran dan Koja, Jakarta Utara.
Source : CNNIndonesia
—
Sebagai warga yang taat mengikuti PSBB dan diam #dirumahaja sampai hampir mendekati 2 bulan, sungguh miris rasanya melihat banyak orang yang seakan tidak perduli dengan PSBB.
Entah apa yang ada di kepala mereka? kenapa mereka bisa begitu egois dan tidak memikirkan dampak dari tindakan mereka bagi orang lain
Kira-kira bagaimanakah perasaan para tenaga medis saat melihat video ini?