Penemuan hiu bermata satu dibenarkan Dinas Kelautan dan Perikanan
Usai viral, penemuan bayi hiu sepanjang 30 centimeter tersebut pun berhasi mencuri perhatian Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Aru.
Kepala Sub Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (PSPL) Sorong Hendrik Sombo menuturkan, pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait penemuan itu.
“Kami juga baru dapat info dari rekan kami di Satker Ambon tadi sore, dan saat ini kami masih terus mengumpulkan informasinya,” ujar dia.
Baca juga: Ternyata Sampah Juga Bisa Dimanfaatkan Untuk Mendukung Lifestyle yang Leave No Trace
Kepercayaan klenik setempat vs. penjelasan ilmiah
Menyoal tentang penemuan ini, warga setempat pun meyakini bahwa hiu bermata satu tersebut bisa jadi pertanda buruk.
“Menurut orang-orang di sini itu sebagai pertanda, jadi ikan itu kami tidak kuburkan, kami keringkan dan sampai saat ini masih ada di sini,” ujar Dadang.
Sementara itu, ahli perikanan dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Pattimura Ambon Profesor J Mosse mengatakan, fenomena hiu bermata satu itu disebut sebagai cyclocephaly atau cyclopia.
“Ini disebut cyclocephaly atau cyclopia karena gagal sejak perkembangan embrio. Kasus ini jarang dan unik,” kata Mosse.
Dengan kata lain, hiu bermata satu tersebut adalah ikan yang otaknya tidak berkembang dengan sempurna hingga menyebabkan gagalnya perkembangan emrio.
Fenomena ini bukan cuma terjadi pada hiu, namun juga organisme yg lain seperti, ayam, kambing dan lain-lain. Yang jelas, fenomena ini memang jarang ditemukan.
-
Naruto Mati di Chapter Terbaru Boruto? Ini yang Sebenarnya Terjadi! *SPOILER ALERT*
-
Paus Fransiskus Dukung Hak Sipil untuk LGBT
-
TikTok Pertemukan Saudara Kembar yang Terpisah 20 Tahun!
–
Bosan dengan haya hidup yang gitu-gitu aja? Cobain gaya hidup INI!