‘Gundala‘, film superhero asli Indonesia yang digadang-gadang sebagai revolusi perfilman Indonesia. Film besutan sutradara kondang Joko Anwar ini juga menjadi pembuka BumiLangit universe dimana kejahatan merajalela dan sejumlah pahlawan akan menegakan kebenaran.
Untuk segi pengambilan gambar film ini nggak perlu diragukan lagi, semua shoot-nya “dapet” banget dan sangat memanjakan mata. Namun, ada sedikit yang mengganjal dan beberapa detil yang kurang diperhatikan. Seperti jalan cerita yang cukup melompat-lompat, sehingga eksekusi film ini terkesan seperti terburu-buru.
Seperti pada scene Sancaka/Gundala (Abimana) yang bertarung dengan salah satu anak buah Pengkor (Bront Palarae) saat sedang menyelamatkan Ridwan Bahri (Lukman Sardi) di depan gerbang kereta. Pada scene itu keretanya benar-benar tidak lewat sama sekali dari awal hingga habis pertarungan.
Ditambah dengan VFX yang masih kurang halus masih sangat terlihat apa lagi bagian saat Sancaka dilempar dari atas pabrik di mana ia bekerja. Mungkin permasalahan terkait biaya dan masalah lainnya, seharusnya BumiLangit lebih berani untuk mengeluarkan “budget” pada pembukaan universe-nya ini.
Sepanjang film Sancaka belum mengetahui identitasnya sebagai Gundala dan tidak ada penjelasan juga mengenai “apa itu Gundala?” “kenpa ia bisa memiliki kekuatan?”, sehingga banyak sekali meninggalkan banyak pertanyaan.
Kostum yang digunakan oleh Sancaka pun masih seadanya hanya terbuat dari jaket yang dia biasa gunakan untuk bekerja dan mungkin penonton akan mempertanyakan “katanya bikin kostun Gundala di Hollywood? Kok gini amat?” tenang kostum keren itu akan keluar di after credit film ini dan jujur emang beneran keren.
Kemunculan Sri Asih (Pevita Pearce) pada bagian akhir film ini juga menandakan bahwa film ini akan berlanjut dan semakin seru. Meski banyak sekali kekurangan yang harus ditambal dalam film ini, seri lanjutan dari ‘Gundala’ patut untuk ditunggu dan masih sangat diharapkan.
Overall nilai dari ‘Gundala’ mendapat 7/10 dari USS Feed dikarenakan ceritanya yang melompat-lompat dan VFX yang masih standard banget. But the film still worth to watch.
[Image Source: BumiLangit Studios]