Sudah kali ketiga, sebuah hotel melakukan penjualan nasi bungkus seharga 7 ribu
Hotel bintang 5 pastinya identik dengan makanan mewah dan mahal, namun apa jadinya kalau mereka berjualan nasi bungkus? Bahkan harganya hanya 2 ringgit atau setara dengan IDR 7 ribu
Pada kenyatannya, hal yang terdengar sedikit aneh ini benar terjadi di sebuah hotel bintang 5 di Melaka, Malaysia. Seperti dilansir Kantor berita Malaysia Bernama, disebutkan Haten Hotel di Melaka sudah melakukan kegiatan ini sebanyak tiga kali.
Sebelumnya mereka sudah melakukannya di Penang dan Terengganu.
Nasi Bajet dipasarkan karena tidak ada tamu yang menginap di Hotel Bintang lima tersebut
Adapun dagangan bernama Nasi Bajet (nasi murah) itu dipasarkan demi bisa menambal keuangan yang anjok saaat Movement Control (MCO), sejenis PSBB di terapkan.
Badrol Hidsam Mohd Ali selaku kepala koki Hatten Hotel, menuturkan bahwa inisiatif ini diambil mengingat tidak ada tamu yang menginap dan restoran masih tutup.
https://www.facebook.com/melakamalacca/photos/a.772791439445731/3866521510072693/?type=3
“Selain mendatangkan pedapata hotel yang terkena pandemi Covid-19, penjualan nasi bajet diharapkan dapat memberikan keringanan bagi masyarakat yang terkena imbas pendapat, untuk mendapatkan harga lebih murah,” tuturnya.
Badrol juga menturukan, hidangan yang disajikan antara lain nasi putih dengan potongan ayam atau ikan serta beberapa sayuran. “Ada juga lauk seperti ayam madu, ayam percik, dan kukis yang dijual terpisah,” lanjutnya.
Mendapat respon yang positif dari masyarakat
Menariknya Badrol juga menawarkan menu yang berbeda setiap hari sehingga pelanggan tidak mudah bosan. “Menu berbeda setiap hari agar pelanggan bisa menikmati variasi hidangan,”pungkasnya.
Berjualan setiap hari sejak 12 siang sampai jam 8 malam setiap harinya, langkah ini diapresiasi oleh masyarakat. Salah satunya seorang pelanggang bernama Azlin (22) yang mengaku sangat senang dengan adanya nasi bujet.
“Karena Banda Hilir area fokus publik, kebanyakan restoran menjual makanan dengan harga agak mahal. Oleh karena itu nasi bajet menolong saya mendapatkan makanan enak dengna harga lebih murah. Meski kadang harus antre sekitar 30 menit, saya rasa itu sepadan dengan harga yang ditawarkan,” ujarnya.
Sementara itu Badrul yang mengaku sudah berjualan sejak Jumat (5 Januari) menyebut bahwa respon yang diterima memang sangat baik. Bahkan setiap harinya ada 500 orang yang datang.
“Sekitar 500 orang datang setiap hari,” tuturnya pada Bernama, Selasa (8 Febuari).
—