Di muka bumi ini, tercipta manusia-manusia bersahaja, tapi suaranya bisa menolehkan dunia. Salah satunya adalah Iksan Skuter.
Banyak yang mengenal beliau sebagai seorang musisi bersuara lantang, menyuarakan kehidupan dan alam semesta. Tanpa perlu banyak kostum, tampil di atas panggung memanjakan hati dan telinga pendengarnya. Karya musisi kelahiran Blora ini seperti membasuh kerinduan nurani kita, tentang kemanusiaan, empati, atau gejolak sosial, bahkan terusiknya lingkungan dan satwa langka.
Selain musik, ada banyak fakta menarik yang mewarnai karirnya sebagai musisi. Sangat layak menjadi bacaan 5-10 menit dalam hidupmu. Yuk, kita simak.
Sisi unik Iksan Skuter
Secara penampilan, musisi yang tinggal di Malang ini tak pernah benar-benar nampak pusing dengan kostum. Cukup tampil seperti biasa dengan tambahan peci yang selalu miring miring atau topi bergambar bintang. Inspirasi peci miring ini menurutnya dari seorang veteran yang ia kenal dan berkata, kalau peci kita lurus apakah yakin akhlak juga sudah lurus?
Ada kalanya Iksan juga berkelakar bahwa gaya pecinya tidak ada yang mengembari di baliho-baliho jalan raya. Dan kenapa namanya Iksan Skuter, nampaknya identik dengan skuter yang ia miliki. Sebagai musisi, ia berhasil menonjolkan karyanya. Lirik lagu Iksan Skuter seolah berhasil menerjemahkan isi hati, kegalauan dan kegusaran manusia secara individu, sosial dan kewarganegaraan, bahkan makhluk hidup.
Literally semua makhluk hidup, termasuk binatang. Ia pernah membuat lagu yang bercerita tentang burung, berjudul Nyanyian Pagi. Dalam liriknya tersempil, âApakah aku akan selalu ada. Menghiasi bumi manusia.â Ya, kita tahu burung tak bisa bicara selain berkicau, alam juga tak bisa bersuara ketika manusia menggerogotinya. Tapi andai bisa mengetahui arti kicauan burung ternyata sedalam itu, pasti sebagai manusia bakal mikir banget, ya kan?
Dalam podcast bersama Deddy Corbuzier, ia menyampaikan bahwa dirinya hanya menuangkan dan menyalurkan apa yang ia lihat tentang hidup ke dalam lagu-lagu. Kalau fotografer menangkap momen dengan lensa, Iksan Skuter menangkap dengan rasa yang kemudian terwujud dalam karya. Karenanya, musik yang ia bawa sering terdengar jujur dan iya banget.
Lagu Iksan Skuter tak ada genrenya
Menyusun nada-nada dan lirik yang nyaman seperti dalam lagu âPulangâ, konon musik Iksan Skuter ini tidak ada genrenya. Meskipun sering masuk ke dalam rekomendasi musik-musik folk, tapi kita tahu ada perbedaan yang mencolok dari lagu lainnya. Sedikit mengingatkan kita pada Jason Ranti (dan keduanya memang beberapa kali bertemu sambil kolaborasi), genrenya ya genre Jason sendiri. Begitupula dengan Iksan Skuter.
Iwan Fals ikut membuat cover lagunya
Kalau menarik lebih ke belakang lagi, memang musiknya terdengar bagai Iwan Fals yang beken di ’80-’90an. Dengan karakter lirik yang mirip, subversif, jujur dan real. Hanya berbeda zaman dan keadaan.Sang legenda pun, ternyata ikut antusias menyanyikan lagu Iksan Skuter, yakni Serigala Petarung.
Gaya bernyanyi yang seperti sedang mengajak kita bicara, serta iringan harmonika, bakal bikin kalian penyuka musik-musik seperti ini seperti mendapat siraman bensin semangat. Langsung terbakar. Lagu ini cocok untuk kalian yang merasa kecil atau terhadang masalah bertubi-tubi. Liriknya optimis dan memberi penguatan banget.
Dulunya adalah personel band terkenal
Di tahun 2000-an, K-Pop belum sederas sekarang, sehingga yang namanya band menjamur dengan makmur. Iksan Skuter menjadi gitaris di Putih Band, yang saat itu terkenal dengan lagu âSampai Matiâ. Cukup lama perjalanannya, sekitar 5 tahun.
Setelah masa kontrak dengan label dan bandnya usai, ia ingin membuat sebuah band sendiri dan mewujudkan misi bermusiknya. Tapi, karena menemukan rekan sefrekuensi bukan hal yang mudah, tahun 2012 Iksan Skuter memutuskan untuk bersolo karir hingga saat ini.
Hanya ada 8 penonton dan jual merchandise agar bisa pulang
Pandemi menggulung nasib begitu banyak pekerjaan, salah satunya musisi. Melansir dari beberapa sumber, Iksan Skuter pernah tampil dengan hanya 8 orang penonton kala pandemi di Bogor. Meski demikian, ia mengaku bangga dengan jerih payah hari itu.
“Tau nggak kalian aku tur waktu pandemi di Bogor penontonku kan delapan orang. Tapi aku bangga, terus di panggung aku breakdown pendapatanku tiket 100 ribu kali delapan orang berarti 800 ribu.â Ada pun ia mengajak orang-orang untuk ikut meramaikan penjualan merchandise, hitung-hitung membantunya bayar tol di perjalanan pulang. Syukurnya, ada beberapa penonton dan penggemar yang mensupport sang musisi di masa sulit itu.
Lagu Iksan Skuter yang recommended untuk pertama kali kita dengarkan
Bila kita adalah fans beliau sejak lama, tentunya sudah punya lagu favorit. Tapi, kalau ingin mencicip dulu karyanya, ada beberapa rekomendasi yang bisa kita dengarkan pertama kali. Bila kamu anak rantau, tak peduli kos mapan atau kos seratusribuan, coba dengarkan lagu Pulang. Lirik tentang ayah yang menyelimuti kita dan sayur bayam buatan ibu itu cukup hit the spot. Bikin ingat keluarga dan kampung halaman, serta asal muasal hidup kita.
Bila kita ingin sekalian bangkit dari keterpurukan, Serigala Petarung adalah lagu yang pas menyalakan kembali nyali kita untuk menjalani, bahkan menaklukkan kehidupan. Sedangkan, kalau kita ini termasuk insan yang sedang gagal paham dengan zaman, termasuk orang yang ingin menerjemahkan sedang hidup di masa seperti apa sih kita sekarang, coba dengar lagu berjudul âBingungâ.
Lagu ini membuat pikiran kita yang tumpul oleh kejenuhan akan situasi dunia akhir-akhir ini, seperti diraut agar makin tajam dan sadar tentang apa yang sedang terjadi. Serta secara tak langsung mengingatkan kita lebih berempati dan menyalakan lagi nurani.
Seperti alam, kita ingin insan berjiwa Iksan Skuter ini lestari. Karena di antara begitu banyak manusia, yang berilmu, yang beragama, berharta, berjabatan, berkekurangan dan sebagainya, kita butuh sosok penyeimbang yang mengingatkan sisi manusiawi kita. Hal itu ada dalam lagu-lagu musisi indie seperti Iksan Skuter ini.