Walk out sejumlah delegasi negara ketika Netanyahu berpidato di PBB
Sejumlah delegasi negara meninggalkan ruangan (walk out) dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mulai menyampaikan pidato pada hari Jumat, 27 September 2024.
Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap perang yang menghancurkan di Gaza dan serangan terbaru Israel di Lebanon.
Bentuk protes terhadap aksi genosida yang dilakukan di Palestina
Sejumlah delegasi negara terlihat meninggalkan ruang sidan dengan terburu-buru ketika Netanyahu memasuki ruang sidang untuk berpidato.
Dalam situasi tersebut, delegasi yang memimpin bahkan meneriakkan agar semua orang dalam ruangan untuk “Harap tertib!” saat Netanyahu mulai berbicara.
Aksi genodisa di Gaza, Palestina sudah berjalan hampir setahun dan telah menjadikan sebagian besar wilayah tersebut tidak layak huni.
Ada lebih dari 42.000 orang dilaporkan tewas, dan hampir seluruh penduduk telah melarikan diri dari rumah mereka setidaknya sekali. Mereka yang berada di utara Gaza berada di ambang kelaparan.
Israel terang-terangan memperluas pembantaian secara massal ke Lebanon
Sementara itu, seluruh lingkungan dan keluarga telah hancur akibat serangan udara dan tembakan tank.
Meskipun terjadi pembantaian, Israel berupaya untuk memperluas perang, dan dalam seminggu terakhir, mereka telah melakukan pemboman yang tidak henti-hentinya di Lebanon, menewaskan lebih dari 700 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak.
Klaim pembelaan Israel di hadapan PBB
Menanggapi aksi walk out massal, Netanyahu membela responsnya terhadap serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober dan serangan yang meningkat di Lebanon.
“Israel memiliki hak untuk menghilangkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami dengan selamat ke rumah mereka. Dan itulah yang kami lakukan. Kami tidak akan berhenti sampai semua sandera dibawa pulang,” tegas Netanyahu.
Pidato Netanyahu juga diwarnai dengan peringatan akan kemungkinan kekejaman lebih lanjut.
“Saya memiliki pesan untuk para tiran di Teheran: jika Anda menyerang kami, kami akan menyerang Anda. Tidak ada tempat di Iran yang tidak dapat dijangkau oleh tangan panjang Israel, dan itu berlaku untuk seluruh Timur Tengah,” ujarnya.
Ketegangan yang meningkat dengan Iran
Ketegangan antara Israel dan Iran semakin meningkat setelah Israel menyerang kompleks kedutaan Iran di Damaskus dan membunuh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.
Pejabat Iran telah menyatakan bahwa Teheran berhak untuk membalas pada waktu dan tempat yang mereka pilih.
Seruan untuk gencatan senjata
Sepanjang minggu, para pemimpin dunia telah menyerukan agar pertempuran dihentikan, dengan beberapa di antaranya, termasuk Presiden AS Joe Biden, menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata.
Namun, Netanyahu tampaknya meremehkan ide tersebut, menyatakan kepada PBB bahwa militer Israel akan terus menyerang Lebanon dengan “segala kekuatan kami.”
“Kami sedang berperang dengan Hezbollah. Selama Hezbollah memilih jalan perang, Israel tidak memiliki pilihan. Dan Israel memiliki hak untuk menghilangkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami dengan aman ke rumah mereka,” katanya.
Serangan udara di Beirut, Lebanon
Dua jam setelah pidato Netanyahu, pesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan udara di pinggiran selatan Beirut, daerah yang padat penduduk yang dikenal sebagai Dahiyeh.
Ini tampaknya merupakan pemboman terintensif di ibu kota Lebanon sejak perang 2006.
Let uss know your thoughts!
Feature Image Courtesy of AFP/Bryan R Smith