Warga Indonesia terguncang lantaran kabar duka yang datang dari dunia bulu tangkis, Markis Kido meninggal dunia. Kabar meninggalnya legenda bulu tangkis Indonesia itu muncul dari akun Twitter @DjarumBadminton Senin, 14 Juni malam.
Kabar duka datang malam ini. Salah satu legenda ganda putra Indonesia, Markis Kido telah berpulang ke pangkuan sang pencipta. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un pic.twitter.com/qN4LFeh8wQ
— Djarum Badminton (@DjarumBadminton) June 14, 2021
Melansir DetikSport, atlet 36 tahun itu dugaannya mengalami masalah pada jantungnya. Pasalnya, ia sempat terjatuh saat sedang main bulu tangkis di GOR Petrolin, Tangerang. Saat itu, ia juga sedang bersama rekan legenda ganda putra, Candra Wijaya. Saat dibawa ke RS Omni Alam Sutera, nyawanya tak tertolong.
Sepanjang hidupnya, ia telah memboyong sejumlah prestasi yang mengharumkan nama Indonesia, bahkan di ranah Internasional. Salah satunya, ia dan Hendra Setiawan membawa pulang medali emas Olimpiade Beijing 2008.
Begini fakta-fakta lainnya tentang Markis Kido:
Cinta dunia olahraga sejak usia belia
Markis Kido lahir pada 11 Agustus 1984, bukan dari keluarga atlet. Walau begitu, ikut berbagai kegiatan olahraga sejak usianya yang masih belia. Sejak usia enam tahun, ia mengikuti klub bulu tangkis di Bekasi, yaitu Dian Jaya.
Keseharian Kido di masa kecilnya diawali dengan renang setiap subuh di Senayan, sekolah, lalu berlatih bulu tangkis di sore hari. Kemudian di hari weekend, mengutip CNN, ia berlatih sepatu roda di Monas.
Awalnya tidak dapat restu main ganda
Pada tahun 2001 saat ia masuk pelatnas Cipayung lewat nomor tunggal, ia menunjukkan prestasi yang baik daripada ganda. Namun, lama-kelamaan mulai stuck dan pelatih menyarankan untuk pindah ke ke ganda putra. Sayangnya, orang tuanya (saat itu) tidak menyetujui.
“Impian orang tua saya adalah ingin saya menjadi pemain tunggal.” ungkap Markis Kido pada CNN 2019 silam.
Tapi siapa sangka, ternyata sebagian besar kesuksesannya datang dari ganda putra.
Markis Kido sempat minder karena postur yang kecil
Saat orangtuanya masih yakin akan kemampuannya jadi pemain tunggal, ia menyaddari satu hal:
“Saya sadar di nomor tunggal, jangkauan harus menunjang. Saya rasa saya sydah agak minder menyadari postur saya yang kecil.” ujarnya.
Hingga pada suatu saat, pelatihnya (Mas Sigit) meyakinkan orangtuanya. Awalnya, ia berpasangan dengan Rian Sukmawan selama setahun. Tahun berikutnya, barulah Hendra Setiawan jadi pasangan mainnya.
Markis Kido dan Hendra Setiawan jadi kombo juara dunia
Saat inilah ia dan rekan seperjuangannya itu menorehkan sejarah dengan meraih juara dunia pada tahun 2007. Kesuksesannya juga datang dari medali emas Olimpiade Beijing 2008 yang ia persembahkan bersama Hendra Setiawan.
Selain Olimpiade, Markis dan Hendra juga berjaya di beberapa ajang bergensi lainnya, seperti SEA Games (2005, 2007, 2009). Ada pula BWF World Championship pada 2007, Asian Badminton Chamionship 2005 dan 2009, serta Asian Games 2010.
—
Rest in peace, Uda Kido.
Baca juga: