Indonesia dan BRICS: Perjalanan yang Akhirnya Bertemu
Brazil, yang memimpin presidensi BRICS di tahun 2025, akhirnya mengumumkan bahwa Indonesia resmi menjadi anggota baru organisasi tersebut.
Pengumuman ini mencerminkan langkah penting Indonesia dalam memperkuat peran di tingkat global.
“Indonesia, dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, berbagi visi yang sama dengan BRICS dalam mendorong reformasi institusi global,” tulis pernyataan resmi Pemerintah Brazil.
Kesamaan visi inilah yang membuat kehadiran Indonesia dinanti. Setelah perjalanan panjang penuh pertimbangan, keputusan untuk bergabung dipertegas usai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terbentuk pada 2024.
BRICS dan Signifikansinya dalam Ekonomi Dunia
Berawal dari lima anggota pendiri — Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan — BRICS kini berkembang menjadi kekuatan besar yang memegang 40 persen populasi dunia dan 35 persen produk domestik bruto global.
Penambahan Indonesia ke dalam aliansi ini bukan hanya memperkaya dinamika kelompok, tetapi juga menegaskan pergeseran kekuatan ekonomi ke negara-negara Selatan Global.
Pertemuan puncak di Johannesburg pada Agustus 2023 menjadi saksi ketika nama Indonesia disepakati sebagai calon anggota baru.
Meskipun tertunda karena Pemilu 2024, langkah resmi Indonesia bergabung ke BRICS akhirnya tuntas di bawah pemerintahan yang baru.
Diplomasi Global ala Indonesia: Posisi Baru, Tantangan Baru
Keputusan untuk bergabung dengan BRICS menandai strategi Indonesia dalam memperluas pengaruhnya di dunia internasional.
Dengan Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang turut bergabung, Asia Tenggara kini menjadi lebih terwakili dalam BRICS.
Langkah ini mencerminkan diplomasi proaktif untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang di panggung global.
Namun, menjadi anggota BRICS juga datang dengan tanggung jawab besar. Reformasi institusi global dan kerja sama Selatan-Selatan akan terus menjadi tantangan yang harus dijawab.
Sambutan Hangat dan Harapan Besar
Brazil bukan satu-satunya yang menyambut Indonesia dengan tangan terbuka.
Keanggotaan baru ini diharapkan mampu memperkuat kemitraan strategis lintas benua dan mempercepat reformasi yang lebih inklusif. “Kontribusi Indonesia akan menjadi kekuatan penting dalam kerja sama antar negara berkembang,” ujar salah satu pengamat geopolitik.
Top image via RICARDO STUCKERT/Brazilian Presidency/AFP
—
Let us know your thoughts!
-
MK Putuskan Spa Adalah Layanan Kesehatan, Bukan Hiburan
-
Korlantas Polri Terapkan Sistem Poin Pelanggaran Lalu Lintas di 2025
-
Makan Bergizi Gratis Resmi Dimulai: Menuju 20 Juta Penerima Manfaat di 2025