Setelah Getih Getah kini Pemprov DKI Jakata mengganti instalasi tersebut dengan Batu Gabion di Bundaran HI. Instalasi tersebut dipasang oleh petugas Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Rabu 21 Agustus lalu, persis di lokasi tempat dipasangnya instalasi bambu getah getih yang kini sudah dibongkar.

Image result for batu gabion
Source: Megapolitan Kompas

Sesuai dengan perintah dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu bahwa lokasi yang berada di sekitar Bundaran HI, Jakarta Pusat tersebut akan sering dipasangi instalasi seni.

Apa Sebenarnya Batu Gabion?

Jika dilihat Instalasi gabion ini memiliki komponen bebatuan di dalam pagar kawat, kurang lebih bentuknya seperti kerangkeng dan di atasnya dibarikan bunga Bugenvil. Tapi jika diamati dari jauh bentuknya lebih mirip pot bunga yang semakin ke atas semakin lebar.
Berbagai tanaman juga terlihat menghiasi disekitar instalasi ini. Selain itu, tanah di lokasi gabion ini juga ditutupi dengan susunan batu-batu karang berwarna cokelat dan kulit padi.
Jika sebelumnya instalasi Getih Getah dirancang oleh seniman Joko Avianto, instalasi kali ini dirancang oleh petugas Dinas Kehutanan. Perbandingan dari harga instalasi ini juga cukup berbeda jauh, jika Getih Getah memakan biaya hingga 500 juta Rupiah, Batu Gabion hanya memerlukan biaya 150 juta Rupiah.
Melansir dari Kompas, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, anggaran untukinstalasi gabion itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Kehutanan DKI Jakarta.
Anggaran Rp 150 juta. Ini didesain dan dirancang sendiri oleh Dinas Kehutanan,” ujar Suzi pada Kompas. Suzi mengatakan, pihaknya sengaja membuat instalasi gabion yang terbuat dari tumpukan batu kali dan kawat supaya biayanya terjangkau.

Menyerap Polusi?

Jadi, di sekitar instalasi Batu Gabion ini, ditanami tanaman-tanaman Sansevieria (lidah mertua), Lollipop, dan Bugenvil yang katanya sih bisa menyaring polusi.

Kemarin itu penanamannya dalam rangka (Hari Ulang Tahun) Kemerdekaan Republik Indonesia. Kami mau menggambarkan informasi tanam-tanaman (anti)-polutan, narasinya sedang kami buat. Di lokasi itu kami contoh tanam-tanam (anti)-polutan,” kata Suzi.

Ia menyebut, instalasi Gabion itu dapat berfungsi kurang lebih dua tahun ke depan. Suzi tak menutup kemungkinan setelah itu akan ada jenis instalasi lain yang akan dipasang di lokasi tersebut.

Namanya instalasi bisa berganti-berganti, tiap ornamen kota itu berganti-ganti, dinamis sifatnya. Tergantung Dinas Kehutanan mau ganti atau enggak. Misalkan ada yang lebih bagus, lebih menarik, supaya warga enggak bosan,” kata Suzi.

[Image Source: Poskota]