Kerajinan perak jadi next stop di petualangan Mohan Hazian dan Jejouw di Yogyakarta. Faktanya, kerajinan bikin silver di Indonesia, khususnya Kotagede, Yogyakarta, ini ternyata udah ada sejak zaman kerajaan Mataram Islam.
Makanya, craftsmanship semacam ini lah yang mau tim USS Feed bareng Ninja Xpress kenalkan dan pertahankan lewat ‘Lokalisme’.
Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress menambahkan, “Lewat kerajinan dan pengrajin lokal, akan banyak informasi serta pengetahuan baru yang bisa kita ketahui salah satunya adalah produk aksesori yang ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan Islam. Dengan adanya program Lokalisme tahun 2021 ini, sejalan dengan tujuan kami yaitu menjaga dan mempertahankan kebudayaan, diharapkan kerajinan lokal ini dapat selalu lestari dan semakin populer”.
Kunjungan ke tempat kerajinan perak yang berdiri dari tahun 1950-an
Belajar tentang kerajinan perak serta cara bikinnya, Mohan dan Jejouw datang ke tempat yang tepat, yaitu HS Silver yang udah berdiri sejak tahun 1953.
Pasalnya, nggak sekadar bisnis, HS Silver buka program kelas yang namanya ‘Experience Living Culture’. Lewat program itu, para pengunjung bisa belajar bikin perak langsung, mulai dari level pemula sampai yang expert.
Di sana, Mohan dan Jejouw pun bertemu Business & Development Director HS Silver, Artin Wuryani, yang ngejelasin segala hal tentang kerajinan khas Kotagede itu.
Belajar bikin silver, mulai dari bijih perak sampai jadi aksesoris!
Kalau lo pernah lihat barang-barang apik dari bahan perak, ternyata prosesnya nggak segampang itu. Ada langkah-langkah panjang yang harus dilewati, mulai dari peleburan bahan dasar, sampai akhirnya jadi produk yang bernilai seni.
Yang spesial dari perjalanan kali ini adalah kita bisa lihat cara bikin kerajinan silver (perak) secara handmade. Pertama, bijih perak harus melewati tahap peleburan dengan campuran tembaga di suhu 1000 derajat celcius.
Kalau sudah leleh, perak itu bakal mereka bentuk jadi perak batangan. Ada solid silver, ada juga filigree silver. Untuk bikin solid silver, perak batangan tadi bakal melewati proses penempaan, dipukul satu-persatu untuk dibentuk sesuai produknya, lalu dipahat.
Uniknya, pada teknik filigree, perak batangan yang ukurannya lebih kecil bakal mereka press. Lalu, mereka bikin jadi benang-benang halus, yang kemudian bisa kita bentuk sesuai keinginan.
Kemudian, dengan penuh ketelitian, pengrajin bakal membentuk benang-benang silver tadi jadi berbagai bentuk kerajinan perak. Setelah terbentuk, produknya bakal melewati proses patri.
Kolaborasi bareng brand lokal, bikin gelang dari silver!
Seperti yang udah pernah kita bahas di artikel yang lalu, Ninja Xpress dan USS Feed bikin kolaborasi ‘Lokalisme’. Di sini, bakal ada collab-collab eksklusif antara brand lokal pilihan dengan pengrajin tradisional seperti HS Silver ini.
Sebelumnya, udah ada Saint Barkley x Ridaka Tenun yang bikin sepatu dari kain tenun. Sekarang, bakal ada kolaborasi antara HS Silver dengan brand lokal yang terkenal dengan aksesoris bergaya ethnic-nya, Kal Akkara.
Dua brand itu bersatu dan bikin gelang dari kerajinan perak yang jadi bagian dari budaya Indonesia. Jadi, nggak sekadar pakai sebagai aksesori, kita juga membawa identitas budaya kita ke kehidupan sehari-hari.
“Semakin ditelusuri, kita menjadi semakin tahu bahwa ada banyak produk-produk lokal yang memiliki keunikan dan sangat berpotensi untuk membawa brand lokal dapat vokal di negeri sendiri bahkan dapat diketahui juga dapat memiliki daya tarik tersendiri di pasar mancanegara.” tutup Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress.
—
Stay tuned for the drop!
Baca juga: