Istilah lockdown diusulkan IDI menjadi pengganti istilah PPKM Mikro! Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban meminta pemerinta merubah istilah PPKM Mikro menjadi lockdwon alias kekarantinaan wilayah.
Dirinya menilai sudah saatnya ada ketegasan dari pemerintah pusat dan daerah untuk menyesuaikan regulasi. Mengingat lonjakan kasus positif virus corona sudah membuat Bed Occupancy Rate (BOR) meningkat pesat.
Istilah lockdown akan mempermudah monitoring
“Didasari melonjaknya kasus Covid-19 dan rawat inap, saya rasa Indonesia butuh istilah baru sebagai ganti PPKM Mikro,” kicau Zubairi melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Selasa (13 Juni), seperti dilansir CNNIndonesia.
Didasari melonjaknya kasus Covid-19 dan rawat inap, saya merasa Indonesia butuh istilah baru sebagai ganti PPKM Mikro. Saya rekomendasikan kata lockdown saja agar monitoringnya lebih tegas dan lebih serius—meski isi konten kebijakannya tidak jauh beda dengan PPKM. Terima kasih.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) June 15, 2021
“Saya rekomendasikan kata lockdown saja agar monitoringnya lebih tegas dan lebih serius, meski isi konten kebijakannya tidak jauh beda dengan PPKM,” lanjutnya.
Peningkatan virus bisa lebih parah dibanding sebelumnya
Dirinya menilai, saat ini kondisi pandemi di Indonesia mirip dengan peningkatan kasus pada 2020 silam. Hanya saja bukan tidak mungkin yang kali ini bisa lebih parah.
Menurutnya, salah satu faktor yang dapat memperburuk keadaan adalah keberadaan mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong ‘Variant of Concern (VoC)’.
Didalam mutasi yang dimaksud terdapat varian Delta atau yang lebih popular dengan varian B1617 dari India. Zubairi menegaskan bahwa varian tersebut tergolong berbahaya.
“Varian Delta yang sangan menular dari SARS-CoV-2 telah bermutasi lebih lanjut untuk membentuk varian Delta Plus atau AY.1. Diketahui, Delta Plus ini tahan terhadap terapi antibodi monoklonal yang baru saja disahkan di India,” katanya.
Sementara itu, belum lagi varian mutasi lain yang sudah ditemukan. Sejauh ini, Kemenkes sudah meteksi 145 kasus varian mutasi yang terdiri dari 36 kasus B117 Alfa, 5 kasus B1351 Beta, dan 104 kasus B1617.2 Delta.
Masyarakat wajib waspada dan patuh protokol
Menyoroti kenaikan kasus dalam beberapa pekan terakhir khususnya DKI Jakarta. Dia mengajak masyarakat untuk selalu waspada dan mematuhi protokol kesehatan 3M yang sesuai.
Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Saya harus katakan, Kita ini berada dalam cengkraman tahap awal gelombang Varian Delta. Bahkan Mas Anies Baswedan bilang, situasi Jakarta sedang genting,” tuturnya.
“Memang benar. Apalagi masih ada jutaan manusia Indonesia yang belum terlindungi vaksin. Ini bisa jadi bencana bagi mereka,” imbuhnya.
-
Paranormal dan Dukun Bayi Bakal Kena PPN?
-
IGD Wisma Atlet Dipenuhi Pasien Lesehan di Lantai
-
Zona Merah Wajib WFH 75 Persen, PPKM Mikro Diperpanjang!
- PPKM Mikro Diperpanjang Sampai 8 Maret, DKI Jakarta Ikutan
—
Duh jangan sampe lebih parah *fingercrossed*