Tudingan pada kapten kapal Marwa Elselehdar
Marwa Elselehdar, seorang kapten kapal laut perempuan dari Mesir menerima tudingan atar peristiwa tersangkutnya kapal kontainer Ever Given di Terusan Suez.
Sayangnya, seksisme masih menjamur di kepala orang-prang seluruh dunia. Beberapa waktu belakangan, ia mendapat begitu banyak komentar seksis di medsosnya.
Melansir BBC, hal ini bermula saat Marwa menerima telepon bahwa dia disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas macetnya kapal Ever Given.
Padahal, saat kejadian keos itu terjadi, Marwa sedang bertugas sebagai rekan pertama dalam komando Aida IV. Selain itu, jaraknya juga ratusan mil dari Alexandria.
Cuma gara-gara ia ‘perempuan’, ia dianggap tidak becus
“Dari pengamatanku, berita palsu tentangku muncul beberapa jam setelah Ever Given terjebak,” katanya kepada Vice World News dari Kairo.
“Saya tidak kenal para troll medsos ini, tapi mereka bilang insiden di Suez akibat kesalahanku. Entah kenapa mereka melakukan itu kepadaku.” lanjutnya.
Selain itu, kapten kapal ini juga menyatakan keresahannya terhadap pembullyan konyol berdasar seksisme yang harus ia hadapi ini.
“Perundungan online ini menunjukkan bahwa mereka belum bisa menerima perempuan bekerja di industri ini. Padahal aslinya kami sangat profesional dan berpengalaman.” jelasnya.
Pesan untuk para perempuan dalam profesi apapun
24 Maret lalu, Marwa sempat membuat sebuah video untuk angkat suara soal isu ini. “Saya memutuskan angkat suara dan memberikan dukungan kepada seluruh perempuan di luar sana, bukan hanya yang bekerja di industri kelautan,” ujarnya.
Menurut data Organisasi Maritim Internasional, hanya dua persen dari 1,2 juta pelaut di dunia yang merupakan perempuan. Kemudian, 94 persen dari perempuan-perempuan tersebut bekerja di industri pelayaran.
Selain itu, kapten asal Mesir ini dengan profesinya dalam industri maritim ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa melakukan apa saja.
Selama 10 tahun menekuni profesi ini, Marwa menegaskan bahwa ia tidak terintimidasi oleh rekan-rekannya walaupun jadi satu-satunya perempuan.
“Kita bukan makhluk yang sempurna, tapi itu bukan kesalahanku. Aku berjuang memulihkan reputasiku.”
—
Please, deh. Sexism is not cool AT ALL!
Baca juga: