Catatkan rekor MURI
CIFP alias Conference on Indonesian Foreign Policy merupakan acara tahun soal kebijakan luar negeri Indonesia yang diadain oleh FPCI (Foreign Policy Community of Indonesia).
Saking menariknya, pada 2016 silam CIFP dinobatkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menjadi konferensi kebijakan luar negeri terbesar di dunia.
Pertemukan pemangku dengan tokoh terkemuka di berbagai sektor
FYI, konferensi ini merupakan satu-satunya konferensi kebijakan luar negeri nasional di Indonesia yang mempertemukan pemangku kebijakan, Menteri, tokoh publik, diplomat, selebritas, jurnalis, pakar, mahasiswa, dan toko-tokoh terkemuka di berbagai sektor.
Apa sih tema tahun ini?
Tema CIFP tahun ini adalah “From Non-Alignment to Creative Alignments”.
Tema ini mencerminkan pentingnya merespon realita baru dimana politik luar negeri bebas aktif Indonesia di abad ke-21 perlu secara kreatif merintis, membangun dan memelihara berbagai alignments (bukan aliansi) dengan negara-negara dari timur, barat, utara, dan selatan baik untuk kepentingan nasional Indonesia, kawasan, dan global.
Calon presiden jadi pembicara
Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada perhelatan tahun ini, CIFP menghadirkan “‘Foreign Policy Challenge for the Next Indonesian President” di mana para calon presiden diberi kesempatan untuk menuangkan ide mereka terkait kebijakan luar negeri.
Baik capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dipastikan hadir di acara tersebut.
“Hanya ada satu konferensi nasional mengenai politik luar negeri di Indonesia, yaitu Conference on Indonesian Foreign Policy. CIFP adalah konferensi politik luar negeri terbesar di dunia dan ini semua adalah inisiatif dan hasil kerja keras para pemuda Indonesia dan mahasiswa Indonesia. CIFP adalah forum yang memberikan ruang bersama bagi pemimpin, menteri, diplomat, duta besar, pengusaha, selebriti, mahasiswa, pakar, peneliti, dan wartawan. Ini merupakan sebuah festival diplomasi akbar yang penuh dengan sesi-sesi berbobot dan penuh dengan peluang untuk melakukan networking.” – Ujar Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia.
Hadirkan berbagai topik menarik lainnya
Dilaksanakan secara tatap muka (offline) pada hari Sabtu, 2 Desember 2023, pukul 09:00-17:00 di Grand Sahid Jaya, Jakarta.
CIFP 2023 punya 15 sesi paralel, diantaranya akan ada sesi launching survei FPCI dan ERIA bertajuk Living Among the Giants: Launching a Survey of ASEAN People’s’ Perceptions on China, India, Japan, and the USA. Sesi lain membahas Kebijakan Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif di Era Jokowi: Seberapa Bebas? Seberapa Aktif?; Creative Alignments di Abad ke-21: Seni Memperluas Kemitraan dan Melipatgandakan Peluang; Indonesia dan Perubahan Iklim: Dapatkah Indonesia Menjaga Kebijakan Net-Zero Selama dan Pasca Pemilu 2024?; Penanganan Konflik dalam Politik Luar Negeri Indonesia di Era Jokowi: Palestina-Israel, Myanmar, Ukraina, Afghanistan, dan Laut Tiongkok Selatan; Indonesia dalam Perubahan Tatanan Dunia: Menilik Potensi Global South dalam Sistem Internasional Kontemporer, dan masih banyak lagi sesi-sesi menarik lainnya. Salah satu sesi yang paling banyak diminati setiap tahunnya adalah sesi The Return of the Angels Part VI: Issues I Care About and Why You Should Too, di mana semua pembicaranya adalah selebritis.
—
Let us know your thoughts!
-
Harga Karcis Di Indonesia Bakal Sama, Pemerintah Lakukan Standarisasi Pajak Bioskop
-
KPU Angkat Suara, 204 Juta Data Pemilih Dibobol Hacker
-
Sandiaga Uno: Indonesia Raup Cuan 1 Triliun Dari Dampak Konser Coldplay