Aplikasi Loverse?
Kini, Jepang punya aplikasi kencan yang bikin penggunanya bisa bertemu, nge-date, bahkan “nikah” sama bot artificial intelligence (AI). Aplikasi yang dikenal dengan nama Loverse ini diluncurkan 2 bulan lalu di Jepang, dan kini udah memiliki lebih dari 5 ribu pengguna.
Aplikasi ini (mungkin) bisa memberikan opsi baru buat warga Jepang ngatasin masalah isolasi sosial yang mereka alami, jadi alternatif baru buat orang yang nggak mau ngabisin energi mereka “berinteraksi” sama manusia.
“Tujuannya adalah memberikan kesempatan baru buat orang bisa menemukan cinta sejati mereka ketika Anda nggak bisa menemukannya di dunia nyata. Namun, jika Anda bisa jatuh cinta dengan seseorang yang nyata, itu jauh lebih baik.”
- Kreator aplikasi Loverse, Goki Kusunoki, kepada Bloomberg, dikutip dari The Independent.
(via Giphy)
Yang Perlu Kalian Tau Soal Loverse
- Dibuat pada Mei 2024.
- Kebanyakan penggunanya adalah pria umur 40an sampai 50an.
- Ditujukan sebagai alternatif, bukan pengganti hubungan dunia nyata.
- Samansa Co (startup pembuat Loverse) siapin model 30 juta yen buat ngembangin karakter AI mereka supaya bisa menarik pengguna perempuan dan kelompok LGBT+.
Sumber: The Independent
Pro Kontra AI Jadi Cara Atasi Kesepian
Sebagaimana dilansir Business Standard, Loverse ini jadi respons terbaru dunia digital dalam mengatasi masalah “epidemi” kesepian di Jepang. Namun, penggunaan teknologi buat ngatasin masalah ini sebenarnya kayak “pedang bermata dua.”
Di satu sisi, ada beberapa teknologi yang emang bisa nawari empati sama dukungan buat orang yang membutuhkannya. Namun, ada juga teknologi yang malah “mengeksploitasi” kerentanan seseorang.
Tanggapan Ahli Soal Relasi AI Sama Manusia
Meski AI dinilai punya peran buat ngatasin masalah kesepian manusia, ada juga yang beranggapan kalau AI (mungkin) bisa menggantikan hubungan antara manusia dengan manusia, bahkan bisa mendorong ekspektasi yang nggak realistis.
“Anda, sebagai seorang individu, nggak belajar buat ngatasin hal dasar yang perlu dipelajari manusia sejak dia ada: (yakni) gimana cara mengatasi konflik, gimana cara berhubungan baik dengan orang yang berbeda dengan kita. Seluruh aspek ini penting agar kita bisa berkembang sebagai manusia, dan itulah arti dari berada di sebuah hubungan, (tapi) kamu kehilangan itu.”
- Profesor Etika Bisnis di University of Virginia, Dorothy Leidner, dilansir dari The Japan News.
(via Giphy)
What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of Freepik)