CCTV Rutan Salemba Banyak yang Tidak Aktif, Tujuh Tahanan Kabur
Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya mengungkapkan adanya CCTV yang mati di beberapa titik penting saat tujuh tahanan berhasil melarikan diri dari Rutan Kelas I Salemba, Jakarta.
Dalam inspeksi mendadak bersama anggota Komisi XIII lainnya, Willy menyebutkan bahwa kamera pengawas yang seharusnya menjaga area kaburnya tahanan justru tidak aktif. “
Kami mendapat laporan, beberapa CCTV itu tidak aktif, apalagi di bagian belakang tempat kaburnya tahanan,” ujarnya.
Meloloskan diri dengan menjebol teralis kamar
Sebelumnbya pada Selasa (12/11) dini hari, tujuh tahanan kasus narkoba berhasil melarikan diri dari Rutan Kelas I Salemba dengan cara menjebol teralis kamar mereka.
Kepala Rutan Kelas I Salemba, Agung Nurbani, membenarkan dugaan tersebut.
“Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar,” ujar Agung sebelum dirinya diperiksa dan dinonaktifkan dari jabatannya.
Identitas ketujuh tahanan yang kabur ini juga sudah diketahui, yaitu AAK bin R (22), J bin I (29), W bin T (47), MJ bin ZA (42), M bin I (43), MAU bin S (30), dan AS bin N (27). Pihak berwenang kini masih dalam tahap pengejaran dan menelusuri kemungkinan adanya titik keamanan yang luput dari pengawasan.
Lokasi Kabur Adalah Titik Buta, Kini Sudah Diperbaiki
Willy menambahkan, area tempat kaburnya tahanan adalah titik buta yang luput dari pantauan.
Menurutnya, inilah yang membuat tahanan bisa kabur dengan mudah. “Saat kami datang tadi dan sempat masuk ke dalam, ternyata area itu sudah diperbaiki setelah diproses BAP oleh polisi dengan BNN juga,” kata Willy.
Dalam pernyataannya, Willy bersama anggota dewan lainnya mempertanyakan status tahanan yang kabur, dan dari hasil pemeriksaan, tiga dari tujuh yang kabur merupakan narapidana, sementara sisanya berstatus tahanan.
Masih Menunggu Jawaban Mengenai Status Napi dan Tahanan
Pertanyaan mengenai status napi dan tahanan yang kabur pun belum terjawab sepenuhnya. W
illy mengakui bahwa pihaknya belum mengetahui asal ketiga narapidana tersebut dan kenapa mereka ditempatkan dalam satu sel yang sama dengan tahanan lain.
“Kami masih mengecek dan menunggu jawaban tertulis, mengapa bisa ada napi dan tahanan berada dalam satu sel yang sama dan sejak kapan?” katanya.
Indikasi Orang Dalam dan Prinsip Praduga Tak Bersalah
Willy juga menyinggung adanya indikasi keterlibatan “orang dalam” dalam insiden ini.
Namun, ia menekankan bahwa Komisi XIII tetap menjunjung asas praduga tak bersalah dalam mengusut kejadian ini.
“Indikasi-indikasi (keterlibatan orang dalam) itu ada ya, tadi teman-teman sempat eksplor. Kan kita lihat ada udang di balik bakwan lah,” ujar Willy.
Meski ada indikasi, ia mengingatkan agar semua pihak tidak membuat tuduhan prematur tanpa bukti jelas.
—
Let us know your thoughts!
-
Bahlil soal Penangguhan Gelar Doktor oleh UI: Bukan Ditangguhkan Tapi Emang Wisuda Desember
-
Pemadaman Lampu Serentak Jakarta: Hemat 120 Juta, Kurangi Emisi Karbon 66 Ton
-
BNNP DIY Bongkar Jaringan Narkoba dengan Modus Selai Roti Ganja