Kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus jadi hal kerap terjadi, dan ini yang harus kita lawan bersama.
Menurut data Komnas Perempuan tahun 2015-2020, di Indonesia 27% aduan kasus kekerasan seksual terjadi di lembaga pendidikan berasal dari perguruan tinggi. Sementara, survei Mendikbud Ristek (2019) menunjukkan kampus menempati urutan ketiga lokasi terjadinya kekerasan seksual.
Namun bagaikan gunung es, masih banyak fenomena kekerasan seksual yang tak tampak, di luar permukaan angka-angka tersebut.
Teman kena serangan seksual, kita harus apa?
Bukan hal yang gampang untuk menghadapi kejadian semacam pelecehan seksual. Makanya, gimana cara kita mendukung teman atau keluarga yang terkena serangan itu jadi hal yang krusial.
Bilang, “Ini bukan salahmu”
Mendapat serangan seksual bisa membawa stress yang berat untuk si korban, dalam hal ini, teman atau keluarga kita. Belum lagi, ada pikiran-pikiran tentang omongan orang lain yang mungkin muncul.
Hal terpenting yang bisa lo lakuin adalah meyakinkan korban kalau kejadian itu bukan salah mereka. Apapun yang terjadi, mendapat serangan seksual bukanlah salah korban.
Jangan bikin hal ini tentang diri kita
Sering kali, saat niatnya adalah untuk memberi saran, kita malah balik curhat. Dalam hal ini, kebiasaan kayak gitu harus lo kurang-kurangin.
Lebih baik, kita jadi teman baik yang siap mendengarkan keluh kesah perasaan si korban. Jangan lupa pastiin kalau harus denger secara lengkap dulu, baru berkomentar!
Jangan ragukan pengalaman kekerasan seksual mereka
Salah satu hal terburuk yang bisa lo lakuin ke korban serangan seksual adalah meragukan cerita mereka, apalagi victim blaming.
Pertanyaan semacam, “Emang minum berapa banyak?” atau “Emang waktu itu pakai baju apa?” adalah hal terakhir yang mereka mau dengar dari temannya sendiri.
Selain itu, kita juga nggak boleh anggap pengalaman mereka sepele. Perilaku atau sikap semacam ini malah menginvalidasi perasaan si korban.
Kasih korban referensi profesional
Walaupun kadang kita merasa mau bantu secara langsung, ada kalanya kita harus serahkan mereka ke pihak profesional. Berbicara ke psikolog bisa lebih membantu mereka melewati masa-masa kelam ini.
Pasalnya, para profesional sudah terlatih untuk menghadapi situasi semacam ini dengan lebih efektif.
Dukung, dan terus dukung korban
Saat korban siap untuk speak up, itu adalah hal berani yang mereka lakuin. Di saat krusial itu, lo harus dukung dan apresiasi keberanian mereka.
Nggak sampai situ, trauma karena serangan seksual bisa kasih efek jangka panjang, hingga tahunan. Korban bisa saja mengalami flashback dan PTSD. Makanya, posisi kita sebagai teman harus selalu siap mendukung dan membantu, bahkan jauh setelah kejadian itu.
The Body Shop Goes to Campus: Bersama Menciptakan Kampus yang Bebas Kekerasan Seksual
Sejalan dengan upaya melawan kekerasan seksual yang terus terjadi di lingkungan kampus, The Body Shop Indonesia mengadakan webinar ‘The Body Shop Goes to Campus’, yang sudah mereka mulai sejak 29 November 2021.
Dalam acara yang sekaligus jadi peringatan Hari Anti Kekerasan Seksual dan kampanye Stop Sexual Violence itu, mereka menggandeng Makassar International Writers Festival (MIWF) dan mitra lainnya.
Sesuai topiknya, webinar ini berjudul ‘Bersama Menciptakan Kampus yang Bebas Kekerasan Seksual’. Program ini juga jadi bentuk dukungan terhadap Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 (PPKS) di Perguruan Tinggi.
Webinar yang hadir di berbagai kota ini menghadirkan sejumlah narasumber. Di antaranya, ada Suzy Hutomo (Owner The Body Shop), Libby Sinlaloe (Direktur Rumah Perempuan), Abdi Keraf (Psikolog), Katarina Kewa Sabon Lamablawa (Aktivis Perempuan), dan Kalis Mardiasih (Pemerhati Isu Gender dan penulis).
Lawan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, kampus harusnya jadi tempat aman!
Menghadapi darurat kekerasan seksual di lingkungan kampus, Mendikbudristek Nadiem Makarim menekan Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 pada 31 Agustus lalu tentang Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi.
Peraturan ini jadi langkah maju untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, sehat, dan nyaman bebas kekerasan seksual. Karena, kampus seharusnya jadi ruang aman bagi mahasiswanya, tak mengenal apapun gendernya.
“Permebdikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 memberikan harapan dalam menciptakan ruang aman di kampus-kampus seluruh Indonesia.” kata Suzy Hutomo Chairperson The Body Shop Indonesia.
Ia menambahkan, Stop Sexual Violence: Semua Peduli, Semua Terlindungi #TBSFightForSisterhood adalah kampanye kolaboratif untuk memperjuangkan isu kekerasan seksual.
Bukan cuma kampanye untuk publik, program ini juga bersifat edukatif dan menambah pemahaman masyarakat tentang isu penting yang harus kita lawan bersama ini.
—
Baca juga: