Kemenkes jamin vaksin berbayar gak akan ganggu vaksin gratis
Juru bicara Kementerian Kesehatn Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi angat bicara soal program vaksin gotong royong individu atau vaksin berbayar.
Nadia mengatakan, program ini adalah bentuk upaya pemerintah untuk mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi. Selain itu, juga untuk menekan laju penyebaran virus corona.
Ia pun menegaskan kalau vaksinasi berbayar gak akan mengganggu progrram vaksinasi dari pemerintah. Seperti yang lo ketahui, jenis vaksin dalam kedua program tersebut juga akan berbeda.
“Mulai dari jenis vaksin, fasilitas kesehatan, serta tenaga kesehatannya akan berbeda. Vaksinasi gotong royong individu hanya menggunakan vaksin Sinopharm,” ujar Nadia dalam konferensi pers, melansir dari Detik, Selasa (13 Juli.
Masih merencanakan teknis
Sebelumnya, vaksinasi berbayar ini rencananya bakal mulai Senin (12 Juli). Namun pada hari yang sama pemerintah justru menunda penyelenggaraan vaksinasi ini.
Menurut Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno Putro, alasannya karena animo masyarakat yang besar dan pertanyaan yang masuk. Jadi pelaksanaan individu ini mesti mereka tunda dulu.
Selain itu, pemerintah menunda program ini karena masih mempertimbangkan petunjuk teknis lebih lanjut supaya program berjalan efisien.
“Pemerintah melihat perlu dikeluarkannya sebuah petunjuk teknis yang mengatur lebih detail pelaksanaannya. Untuk itu, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian BUMN dan PT Biofarma Persero sedang menyiapkan petunjuk teknis yang akan segera difinalisasi,” jelasnya.
Nadia juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota untuk menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat sebelum memberi izin kepada fasilitas kesehatan yang bakal menerima layanan vaksinasi individu ini.
Pro-kontra vaksinasi berbayar individu
Selagi menunda vaksinasi individu yang berbayar, pro-kontra di tengah masyarakat juga masih berjalan.
Salah satunya seperti malasah vaksinasi gotong royong yang belum selesai, kemudian malah muncul vaksinasi individua. Pasalnya program yang udah mulai sejak 18 Mei lalu masih menyimpan banyak persoalam.
Melansir dari Asumsi, seperti daftar tunggu yang memakan waktu alias lama, harus pada Jabodetabek, dan ketersediaan stok vaksin yang sering kosong.
Gak cuma itu, ada juga masyarakat yang hilang kepercayaan gara-gara kasus sebelumnya, swab test Kimia Farma yang menggunakan alat bekas.
Kimia Farma? Ntar dulu deh, kemarin swab test pake alat bekas aja kaga ada minta maaf https://t.co/5F3DkIZd8g
— Ridwan Hanif (@ridwanhr) July 11, 2021