Berdasarkan perkembangannya, hepatitis akut berpotensi kecil jadi pandemi
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkap, hepatitis akut yang muncul akhir-akhir ini tak berpotensi besar untuk jadi pandemi baru.
“Kalau kita lihat perkembagnan kasus, kecepatan dari pada penambahan kasus, fatalitas kasus, ini hepatitis akut misterius berkembang menjadi situasi pandemi rasanya kecil sekali,” ujarnya lewat diskusi di Gedung DPR.
Menurut penjelasam Siti Nadia Tarmizi, ini karena kondisinya yang tak begitu mengacam, maupun mengganggu aktivitas masyarakat.
“Karena kondisinya tidak mengancam begitu banyak dan menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu,” terangnya.
WHO: belum ada pengobatan resmi
Walau begitu, hepatitis akut ini harus kita waspadai.
Pasalnya, World Health Organization (WHO) menyatakan munculnya penyakit ini sebagai kejadian luar biasa. Sampai detik ini, belum bisa mereka pastikan penyebab virusnya.
Selain itu, pengobatan resmi pun belum ditemukan. Hingga sekarang, para ahrli masih mencari tahu faktor risiko maupun penularannya.
Yang diketahui sejauh ini, hanya gejalanya: hilang nafsu makan, diare akut, nyeri perut, otot, dan senci, kuning di mata dan kulit, serta gatal-gatal.
Gejala-gejala tersebut mirip dengan Hepatitis A.
Hingga saat ini, 6 orang meninggal dunia
Di sisi lain, Kemenkes mengungkap sudah ada enam orang yang meninggal diduga karena terjangkit hepatitis akut misterius.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, sebelumnya ada tujuh orang meninggal dunia dengan dugaan penyakit tersebut. Namun, satu orang mereka nyatakan discarded.
Menurut Syahril, semua kasus kematian itu merupakan ujung dari keterlambatan penanganan ke rumah sakit rujukan.
What are your thoughts? Let us know!
-
Indonesia Borong Empat Emas di Cabang Olahraga Panahan SEA Games 2021
-
Rumah Lokasi Syuting “KKN di Desa Penari” Dijual
-
ORBITGear Kolaborasi dengan Timex, Hadirkan Unsur Fungsi Tambahan Pada Siluet Klasik
(Image: via Unsplash)