Mengenal Rahmat Putra Yudha
Pernah nggak sih kalian bertemu orang yang benar-benar teguh sama pendiriannya? Mungkin, sosok ini bisa jadi salah satu panutan.
USS Feed berkesempatan mewawancarai Bapak Rahmat Putra Yudha, seorang guru di Pontianak yang sempat mengalami kegagalan hingga 118 kali ketika melamar beasiswa ke luar negeri.
Perjalanan Yudha “berburu” beasiswa dimulai kala ia memasuki babak akhir perkuliahan S1 pada 2007, hingga kemudian diterima beasiswa LPDP untuk studi Master of Education (TESOL) di University of Wollongong Australia.
“Saya harus melihat dunia, karena saya nggak bisa melihat dunia kalau hanya melihat Indonesia. Saya harus melihat dunia representasinya harus kemana-mana,” kata Rahmat Putra Yudha, penerima beasiswa LPDP ke University of Wollongong Australia.
Cerita Yudha Melamar Beasiswa
Tim USS Feed: Sudah berapa kali pak mencoba beasiswa?
Yudha: Mungkin bisa lebih, yang dihitung 118 kali, yang dihitung ya.
Tim USS Feed: Setelah beberapa kali mencoba, bapak akhirnya diterima beasiswa apa?
Yudha: Pertama kali saya coba LPDP, pertama kali nyoba, pertama kali juga lulus. Jadi saya itungannya angkatan pertama di LPDP sih, LPDP masih baru-baru awal buka, saya daftar. Alhamdulilah lulus.
Tim USS Feed: Sebelum dapat beasiswa, gimana kehidupan bapak?
Yudha: Ada dua fase, fase saat studi, menyambil parkir di wilayah lokasi tempat tinggal dan malamnya menjadi penjaga malam di komplek.Fase selanjutnya, fase mencari biaya saat skripsi. Berpindah-pindah ke rumah teman untuk bisa mengetik skripsi dari bab ke bab dan numpang cetak / ngeprint dari rumah teman satu ke rumah lainnya. Selesai kuliah, sarjana, mendapatkan pekerjaan menjadi Guru ASN. Di fase ini terus melamar beasiswa.
Timeline Perjalanan Yudha Mencari Beasiswa
- 2003: Yudha masuk kuliah S1 dan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Di tahun ini juga Yudha turut bekerja sembari kuliah.
- 2007: Masuk babak akhir perkuliahan, Yudha mulai mencari beasiswa.
- 2013: Meraih beasiswa di University of Wollongong Australia.
Yang Bikin Yudha Teguh Melamar Beasiswa
Tim USS Feed: Sebetulnya, apa yang bapak cari kala melamar beasiswa?
Yudha: Saya nggak merasa benar-benar bisa belajar, melihat dunia, atau melihat perspektif dari cara berpikir yang kaya itu di Indonesia. Saya ingin melihat dunia, lalu ingin punya sumber belajar langsung dari sumbernya langsung, yaitu bahasa Inggris.
Tim USS Feed: Kita melihat bapak mengalami banyak kegagalan dalam melamar beasiswa. Lantas, apa yang membuat bapak tetap teguh berusaha?
Yudha: Karena hidup satu kali, tidak ada kehidupan kedua di dunia ini. Jadi hanya bisa berharap di kehidupan saat ini untuk mendapatkan apa yang di inginkan.
Pelajaran yang Didapatkan Yudha Ketika Gagal Meraih Beasiswa
Tim USS Feed: Ada kah yang ingin bapak sampaikan bagi orang yang sedang mencari beasiswa?
Yudha: Jangan pernah merasa bahwa kekalahan di dalam beasiswa itu mewakili kemampuan kita. Bagi orang-orang yang gagal, jangan merasa bahwa penilaian dari suatu kegagalan dari pihak tertentu itu mewakili kemampuan asli diri kita.
Do’s & Don’ts Dalam Melamar Beasiswa
Tim USS Feed: Apa do’s dan don’ts yang bapak pelajari dalam melamar beasiswa?
Yudha: Jadi pemberi beasiswa itu mostly, rata-rata, jadi rata-rata mereka tuh sebenarnya butuh, perlu banget, atau urgensi banget dengan yang namanya kejujuran. Itu benar-benar menjadi saklek untuk pemberi beasiswa. Kejujuran. Jadi jangan sesekali memalsukan.
Yudha: Tak hanya itu, kebanyakan pelamar beasiswa tidak benar-benar mampu menjelaskan dirinya sendiri ke depan interviewer, akhirnya interviewer nggak tahu ini siapa sosoknya. Karena seharusnya dalam presentasi atau penjelasan satu paragraf atau beberapa kalimat, si interviewer mendengar, mereka seharusnya bisa membayangkan kita siapa.
Menurutmu, siapa lagi sosok yang teguh pendiriannya kayak Yudha? Let us know!
(Photo courtesy: Dokumentasi Pribadi Yudha)