Sadar gak sih, kalau kucing suka banget nyamperin sesuatu yang bentuknya kotak? Entah itu kardus, keranjang cucian, atau sekedar permukaan yang bentuk dua dimensinya segi empat. Walaupun fenomena ini gak asing, gak ada yang tahu sebabnya secara pasti.
Untuk itu, para peneliti dari City University of New York (CUNY) bersama Perguruan Tinggi Psikologi dan Kesehatan Masyarakat Australia menelaah lebih lanjut tentang kebiasaan ini. Penelitian yang mereka buat akhirnya menghasilkan temuan tentang penyebabnya.
Kucing suka banget nyamperin bidang kotak, ‘If I fits I sits‘
Kebiasaan kucing untuk menghampiri bidang kotak, yang kadang bahkan sempit dan ‘gak muat’, bikin para pecinta kucing terheran-heran. Pasalnya, mereka bisa sampai tidur berjam-jam di atas atau di dalamnya.
Mengutip Vice, sekelompok ilmuwan itu membuat studi berjudul ‘If I fits I sits: A Citizen science investigation indo illusory contour suspectibility in domestic cats’. Studi itu terbit di jurnal Elsevier Applied Animal Behaviour Science tanggal 30 April kemarin.
Riset ini mereka lakukan bukan di laboratorium, melainkan di masing-masing rumah peserta penelitian. Untuk itu, setiap peserta menerima sepaket peralatan untuk membuat bentuk berbeda dari potongan berbentuk ‘pac-man’.
Dalam eksperimen itu, kucing lebih memilih bidang yang membentu empat sudut segi empat. Ini membuktikan bahwa si makhluk berbulu itu dapat mengenali adanya ‘kontur ilusi’.
“Seperti manusia yang menghindari pohon dan jurang saat berjalan.“
So pleased to announce that my paper, "If I Fits I Sits: A Citizen Science Investigation into Illusory Contour Susceptibility in Domestic Cats (Felis silvestris catus) has just been published in AABS! #IfIFitsISits #CatSquare #CitizenScience #CommunityScience pic.twitter.com/AXbDttnOGC
— Gabriella Smith M.A. (@Explanimals) May 4, 2021
Penulis utama penelitian tersebut, Gabriella Smith menyatakan bahwa hewan juga berevolusi untuk melakukan persepsi semacam ini. Katanya, mungkin juga ada kaitannya dengan mempelajari lingkungan. Hal ini layaknya manusia yang menghindari pohon dan jurang saat berjalan.
Sebelum ini, sudah ada penelitian serupa ke beberapa spesies lain. Tapi, penelitian kali ini berbeda karena dilakukan di rumah, bukan lab, sehingga ‘yang relevan secara ekologis’.
—
Pinter juga ya si anabul!
Baca juga: