Menurut penelitian Universitas Stanford, Indonesia paling males jalan kaki
Tahun 2017 lalu, kota Jakarta dinobatkan sebagai salah satu negara paling mager jalan kaki di dunia.
Studi yang dilakukan Stanford University tersebut menyebut bahwa rata-rata orang Jakarta hanya berjalan kaki sebanyak 3.513 langkah setiap hari. Angka tersebut terpaut begitu jauh dengan Hong Kong di posisi pertama yang warganya melangkah sebanyak 6.880 langkah setiap hari.
Kenapa Jakarta bisa menempati posisi paling belakang?
Baca juga: Peneliti ITB Kembangkan Teknologi Sterilisasi Makanan Menggunakan Ultrasonik
Enggan jalan kaki bukan berarti malas?
Menurut Tim Alhtoff, pemimpin tim riset Universitas Stanford tersebut, hal ini dipicu beberapa alasan.
Beberapa contohnya adalah trotoar yang buruk dan perilaku pemotor yang kerap merampas hak pejalan kaki. Nggak cuma itu, buruknya kualitas udara dan tingginya temperatur Jakarta juga turut punya andil.
Guru Besar Psikolog Universitas Indonesia, Hamdi Muluk menambahkan, tingkat kelembapan Indonesia sebagai negara tropis juga jadi penyebab orang mager jalan kaki.
“Ya, mungkin salah satu penjelasannya karena Indonesia adalah negara tropis dengan kelembapan yang tinggi, bikin cepat keringatan dan enggak nyaman jalan kaki. Jadi dikit-dikit naik kendaraan,” imbuh Hamdi, dikutip dari CNNIndonesia.com
Hamdi juga menjelaskan bahwa warga Indonesia juga lebih memilih menggunakan jasa transportasi online mengingat opsi tersebut terbilang praktis dan terjangkau.
Di sisi lain, Hamdi juga menyanggah predikat “malas” dilekatkan pada Indonesia. Menurutnya, rendahnya tingkat aktivitas jalan kaki tidak sama dengan malas.
Hal ini mengacu pada kecenderungan mager jalan yang biasanya ada di kota. Hal ini kontras dengan keadaan di desa yang warganya masih gemar jalan kaki.
“Cari makan, kan, aktivitas ekonomis, mobilitas. Sementara di desa, kan, juga bertani ke sawah. Jadi enggak malas sebenarnya,” katanya.
Baca juga: Politisi Amerika Rilis Sex Tape Untuk Promosikan Budaya Seks Positif
Gimana caranya supaya Jakarta ramah pejalan kaki?
Jeff Speck, penulis buku “Walkable City” mengungkapkan sejumlah langkah yang bisa dilakukan supaya kota jadi ramah pejalan kaki.
Beberapa yang bisa diaplikasikan ke kota Jakarta adalah penataan kota, khususnya di bidang parkir kendaraan.
Perbaikan fasilitas buat pejalan kaki juga perlu diperhatikan. Misalnya dengan pembangunan trotoar yang lebih luas.
Minat jalan kaki juga bisa ditingkatkan dengan adanya penambahan jumlah pohon dan fasilitas rekreasi seperti taman, distrik perbelanjaan dan fasilitas publik lain.
Your thoughts? Let us know!