Keris Desa Ae Tong-tong penanda dinamika kehidupan masyarakat
Keris Desa Ae Tong-tong rencananya akan dijadikan Sandiaga Uno sebagai suvenir untuk delegasi yang hadir pada side event Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebut, pembuatan keris merupakan penanda dinamika kehidupan masyarakat.
“Kita sudah ditempa, diukir, dibengkok-bengkokan, akhirnya menjadi produk yang membanggakan bagi bangsa,” tuturnya.
Waktu pembuatan tidak sebentar, Sandiaga Uno sudah pesan 20 buah
Dilansir dari Antara, Rabu (25/5), Sandiaga Uno disebut sudah memesan 20 buah.
Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta menyebut proses pembuatan keris bisa memakan waktu satu sampai enam bulan. Itu bergantung pada ukuran dan motif yang akan dibentuk.
Sebagaimana diketahui proses itu dimuali dari pemilihan besi, penempaan, pembentukan bilah, kinatah, dan pembuatan sarung dari kayu.
Terkahir, keris akan dicampur ke cairan arsenikum dengan air jeruk nipis yang dicelupkan ke benda tersebut.
Agar dikenal lebih luas
Lebih lanjutnya, dia berharap agar keris asal Desa Wisata Ae Tong-tong bisa dikenal oleh masyarakat luas, termasuk generasi milenial.
Dia pun mengusulkan agar keris itu bisa ditampilkan dalam berbagai film karya sineas Indonesia.
“Kami akan membumikan keris ini supaya kalangan milenial juga tertarik dengan keris. Mudah-mudahan nanti programnya dapat dikemas dalam bentuk yang lebih minimalis, agar bisa dibawa dan dijadikan suvenir,” imbuhnya.