Kunto Aji yang kemarin (Rabu,18 Desember) baru saja menggelar konser tunggalnya, menghadirkan sesuatu yang sangat berbeda dari konser musik pada umumnya.
Bertempat di Hall Bakset Senayan, venue konser ini sudah dipadati oleh para fans, dari pengamatan gua para fans ini datang lebih awal untuk mendapatkan ‘spot‘ terbaik dan membeli merchandise.
Sekitar jam 17.15 , terlihat Kunto Aji yang sedang ‘menggendong’ Badha hadir menyapa para fans yang sedang antri untuk bisa masuk ke Hall Basket Senayan. Bukan hanya meneriakan nama Kunto Aji, ternyata para fans juga dengan antusias memanggil Badha dan lucunya Badha merespon para fans dengan lambaian tangan. Pertemuan singkat tersebut cukup menghibur para fans yang sudah antri sejak jam 16.00.
Gua sendiri masuk ke venue tepat 15 menit sebelum konser dimulai, terlihat venue yang ‘full dan packed‘. Hampir semua kursi di tribun terisi penuh, dan kategori festival sudah tidak perlu dipertanyakan. Seperti kebanyakan konser musik pada umumnya, lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan sebelum konser Mantra Mantra Live ++ resmi dimulai.
Tepat setelah itu, konser resmi dimulai !! Lagu Sulung dengan lirik “cukupkanlah ikatanmu, relakanlah yang tak seharusnya untukmu” menjadi pembuka konser ini dan mebawa kita masuk ke phase pertama dari bagian konser ini, Kunto Aji sendiri baru masuk ke ‘stage‘ setelah lagu tersebut selesai.
Phase pertama
Kunto Aji masuk ke stage sambil membawakan lagu Jakarta, di phase pertama lagu yang dibawakan bertemakan cerita kehidupan yang dekat korelasinya sangat dekat dengan para fans. Mulai dari ‘Konon Katanya’ dan diakhiri dengan ‘Akhir Bulan’
Sebelum masuk ke phase kedua, para pengunjung dikejutkan dengan kehadiran Mas Adjie Santosoputro sang praktisi pemulihan batin yang sebelumnya juga bekerja sama dengan Kunto Aji dalam ‘Pilu Membiru Expirience’. Kunto Aji sendiri memang dikenal cukup concern dengan isue mental health, dan lirik liriknya memang sangat ‘dalam’.
Dengan kehadiran Mas Adjie, para penonton konser diajak untuk bisa merasakan secara langsung ‘Pilu Membiru Expirence Live’ pada konser Mantra Mantra ++.
Phase kedua
“Konser ini mengajak kita menemui kenangan yang terselip di masa lalu yang ingin dihindari. Menerima diri kita yang tidak sempurna” tutur Mas Adjie, lampu stage kembali tertuju pada stage utama dan konser kembali dilanjutkan dengan lagu Saudade yang disusul dengan lagu Topik Semalam. Kunto Aji sukses berinteraksi dengan para penonton dan hal tersebut bisa terlihat pada video ini.
Para penoton terlihat melambaikan tangan mereka megitu arahan Kunto Aji dari atas panggung, setelah lagu ini, phase kedua ditutup dengan lagu Amatiran dan para penonton dibawa masuk ke dalam phase ketiga dari konser ini.
Phase ketiga
Mas Adjie kembali stage yang ada di sisi sebelah kiri dari panggung utama untuk membuka phase ketiga. “Hasil tidak berada di tangan kita, melainkan ada di tangan yang Kuasa”, sebuah kalimat yang membawa penonton masuk kedalam perasaan yang lebih emosional. Gue sendiri merasakan perubahan aura pada konser ini, dan batin gue semakin dibawa untuk terlibat lebih dalam di konser ini.
Kunto Aji kembali menjadi pusat perhatian di panggung utama dan membawakan lagu ‘SAKIT’ dan disusul dengan Mercusuar.“Gak bisa bilang apa apa, terimakasih banyak! Semoga apersiasi baik ini bisa berbalik ke kalian. Ini semua dipersembahkan untuk kalian, gua menunggu selama 11 tahun untuk momen ini. Ini bukan hanya konser musik, melainkan terapi musik”- begitu tutur finalis Indonesian Indol menyapa para penonton tepat setelah lagu Mercusuar berakhir.
Phase ketiga dilanjutkan dengan lagu ‘Pengingat’ sebelum akhirnya phase ketiga berakhir dengan lagu Rancang Rencana yang berpesan untuk menekan ego, tetap menjadi diri sendiri dan jangan berubah. Phase ketiga sendiri bisa dibilang merupakan phase ‘build up‘ sebelum para penonton dibawa ke phase keempat yang merupakan phase terakhir dan klimaks.
Phase keempat
Venue mendadak sengaja di’gelapkan’ , suasana yang hening langsung dibuyarkan dengan cahaya yang memenerangi sisi kiri dan kanan dari tribun. Terlihat 6 pemain violin, masing masing sisi mendapatkan 3 pemain violin, permainan violin ini membawa kita masuk ke phase keempat.
Salah satu lagu paling ‘hits‘ dari album Mantra Mantra yaitu Pilu Membiru membuka phase keempat, spontan bulu kuduk gue langsung berdiri, dan gua merasa ini adalah permulaan menuju sebuah konklusi akhir konser yang begitu ‘epic‘.
Lagu Pilu Membiru yang erat dengan isue akan kehilangan seseorang, dan penyesalan karena belum sempat menyampaikan hal tertentu pada orang tersebut. Suasana konser semakin terasa menjadi sebuah ‘terapi musik‘. Mas Adjie kembali menjadi sorotan, dan mengajak semua penonton terlibat secara langsung dan menikmati ‘Pilu Membiru Expirience‘.
“Sering tubuh disini, pikiran melayang ke masa lalu dan penuh penyesalan, atau sesat kecemasan akan masa depan. Sekarang kita akan belajar terapi hening, dan terapi hening ini dibagi menjadi 3 bagian” – Tutur Mas Adjie memimpin kita masuk ke sesi terapi. Kunto Aji berdiri di stage utama dan memainkan ‘beat‘ yang menenangkan.
Sebelum memulai 3 bagian tersebut, para penonton diajak untuk belajar bernapas. Sadari bahwa sedang bernapas, dan sadari ketika membuang napas. Pada titik tersebut seringkali pikiran melayang layang saat badan ada dalam kondisi ‘tenang’. Setelah belajar bernapas, Mas Adjie menjabarkan 3 Bagian dari terapi hening ini ;
- Mencoba mengingat orang terdekat dan mendoakan hal baik untuk mereka
- Mencoba mengingat orang yang paling disayang dan mendoakan hal yang baik.
- Mencoba mengingat orang yang tidak ingin ‘diingat’ dan mendoakan hal yang baik
Setelah 3 bagian ini, Mas Adjie menutup sesi terapi dengan meminta para penonton untuk ‘memeluk’ diri sendiri dan berterima kasih pada diri sendiri serta mendoakan hal yang baik. Di titik ini banyak penonton yang sudah mulai meneteskan air mata, termasuk gue sendiri.
Mas Adjie akhirnya mengakhiri sesi terapi dengan memberikan kesempatan bagi para penonton untuk menyapa orang disebelah atau bahkan memberikan pelukan dan berterimakasih karena kita semua sudah berjuang sejauh ini.
Phase keempat ditutup dengan lagu Rehat yang juga menjadi lagu terakhir dari konser ini, Semua penonton yang baru saja melewati terapi hening di ‘recharge‘ dengan lirik lagu ini. Boleh dibilang konser ini benar benar lebih dari sekedar konser musik, TERAPI MUSIK yang Kunto Aji sempat singgung terbukti mampu menghipnotis dan memberikan pengalaman yang begitu ‘personal’ bagi setiap penonton yang hadir. Gua bisa pastikan bahwa ini adalah konsep konser ter-epik yang pernah dibawakan di Indonesia.
Konser ditutup dengan layar yang ditujukan pada para penonton yang selama ini masih berjuang dan akan terus berjuang.
Setelah selesai konser, Kunto Aji langsung menggelar press conference bagi para media dan pers yang sudah hadir pada konser tesebut.
Press Conference Kunto Aji MANTRA MANTRA Live ++
Pada press-con yang berlangsung singkat, Kunto Aji berterimakasih pada semua pihak dan menjelaskan bahwa konser ini memiliki makna yang luas. Mulai dari karir musiknya, keluarga, penerimaan diri sendiri dan berterimakasih pada diri sendiri.
Gua sendiri berkesempatan untuk menayakan 2 hal kepada Kunto Aji , mulai dari apa rencana di 2020 dan apakah Kunto Aji akan tetap mengangkat ‘Mental Health‘ sebagai konsep dikemudian hari, nah ini jawabannya.
Rancang Rencana 2020
“Gua berharap terapi musik yang bisa gua bawakan malam ini, bisa juga gua bawakan di kota kota lain” begitu jawab Kunto.
Mental Health Issue
“Ada 2 issue soal mental health, dimana generasi X justru tidak aware dengan mental health sementara gen Y terlalu aware. Dan tidak jarang dari kalangan gen Y banyak yang merasa mereka punya mental health issue, padahal tidak! Musik gua sendiri, terutama album Mantra Mantra adalah ingin meredakan issue tersebut, dan menjadi jembatan dari gap kedua generasi tersebut. Bukan hanya sekedar menjadi penyanyi dan bernyanyi, tapi gua ingin bisa bermanfaat.
Dari apa yang gue tuliskan diatas, gue sendiri merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari konser musik yang Kunto Aji bawakan. Sebuah pengalaman yang tidak akan gue lupakan!