Kotoran burung jadi bedak kecantikan memang terdengar menjijikan dan aneh. Namun ternyata sebuah tradisi di Jepang benar-benar menggunakan kotoran burung untuk perawatan wajah.
Adapun tradisi ini dikenal dengan istilah uguiso no fun.
Kotoran burung jadi bedak kecantikan, tradisi populer periode Edo
Tradisi satu ini sebenarnya sudah ada selama periode Edo sekitar tahun 1600 silam. Awalnya, pada periode Heian sekitar 700 Masehi di Korea Kuno, mereka menggunakan kotoran burung nightingale untuk menghilangkan noda pakaian.
Kemudian pengetahuan ini sampai ke orang Jepang kuno. Uniknya mereka justru melihat dengan perspektif berbeda dan menganggap kotoran tidak hanya berguna menghilangkan noda di kimono.
Alhasil mereka mencoba untuk menghapus riasan tebal. Bermula dari sana, mereka mulai menggemborkan uguisu sebagai perawatan wajah.
Mereka bahkan menyebut kotoran burung itu membuat wajah mereka menjadi lebih bersih, pori-pori mengecil, warna kulit wajah merata, dan kilau yang menarik.
Selain itu banyak yang juga menggunakan uguiso sebagai masker. Pasalnya setelah beberapa lama, tidak ada jerawat yang muncul.
Harganya meningkat
Berkembang pesat di seluruh Jepang, pada tahun 1700an permintaan uguisu terus meningkat. Karena begitu banyaknya permintaan yang tak sebanding dengan keberadaan burung nightiangle, maka harganya sempat mencapai 1.500 US Dollar / 375 gramnya.
Tidak heran pada saat itu, hanya orang kaya yang bisa mengaksesnya. Biasanya mereka adalah permaisuri, anggota wanita kekaisaran dan putri bangsawan feodal.
Sudah dibuktikan secara ilmiah khasiatnya
Kini, khasiat penggunaan uguisu telah terbukti secara ilmiah kendati belum seratus persen jelas. Beberapa riset menyebut uguisu dapat secara efektif menghilangkan perubahan warna kulit, menghaluskan kulit, megatasi tanda penuaan dan meningkatkan penampilan kulit.
Zat yang terkandung dari uguiso no fun memiliki tingkat urea yang tinggi secara alami, di mana membantu mempertahankan kelembaban. Selain itu asam aminonya juga membuat kulit bercahaya.
Meski terdengar aneh, sebelum digunakan pada kulit, kotoran itu menjalani sanitasi ultraviolet dan zatnya digiling menjadi bubuk halus. Kemudian, bubuk musky dicampur dengan air dan bahan lainnya untuk membuat masker dan dioleskan ke kulit wajah.