Larangan bawa lato-lato kurang bijak
Sejumlah sekolah belakangan mengeluarkan aturan baru terkait lato-lato.
Aturan tersebut melarang siswa untuk membawa main tersebut ke sekolah.
Terkait hal itu, Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menyebut larangan itu bukan pilihan yang bijak.
“Dengan melarang lato-lato dibawa ke sekolah, tentu bukan pilihan bijak para guru,” tutur Jasra dalam keterangannya, Minggu (8/1/2023).
Lebih lanjut Jasra menyebut permainan itu justru bisa ‘mengembalikan’ dunia main dan belajar.
Baca juga: Main Lato-Lato 2 Jam Non-Stop, Bocah di Jombang Dapat Hadiah Kambing
Kesempatan para guru membuat menarik media belajar di sekolah
Jasra menilai keseimbangan dunia bermain dan belajar adalah sesuatu yang didambakan para orang tua.
“Di sanalah segala permainan, didampingi, dimaknai, transfer nilai dan karakter. Justru fenomena lato-lato adalah kesempatan para guru untuk kembali membuat menarik media belajar di sekolah. Apa yang dimainkan anak dengan lato-lato, merupakan sumber belajar, ada nilai berbagai mata pelajaran yang bisa diterapkan dengan anak bermain lato-lato,” sambungnya.
Baca juga: Jajanan Chiki Negbul Berbahaya, Bisa Bikin Usus Bolong?
Lato-lato kembalikan minat belajar anak
Tidak dipungkiri bahwa anak kerap mengalami hambatan dalam belajar.
Kehadiran lato-lato yang ‘merata’ justru menjadi bukti tingginya minat belajar anak lewat permainan.
“Seringkali hambatan anak dalam memahami belajar, bukan soal nilai, tetapi sejak awal salah memilih cara masuk ke anak melalui media bermain dan belajar. Lato-lato membuktikan minat belajar anak sangat tinggi melalui permainan ini. Ini yang benar benar harus dimanfaatkan secara baik,” tuturnya.
—
Let us know your thoughts!