Menelan dana investasi sebsar IDR 1,2 triliun, proyek tersebut akan segera beroperasi

KRL Jogja-Solo disebutkan Kementrian Perhubungan akan segera beroperasi secara komersial pada Februari 2021. Proyek tersebut menelan investasi dana sebesar IDR 1,2 triliun yang dikucurkan secara bertaha sejak 2019 untuk kebutukan elektrifikasi sampai pembangunan selesai.

Seperti dilansir CNNIndonesia, Putu Sumarjaya selaku Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah menyebutkan 70 persen dana investasi tersebut dialokasikan untuk pengadaan. “Pekerjaan ini memang dilaksanakan dengan investasi cukup besar, estimasi yang diperlukan untuk pengadaan elektrifikasi sebesar IDR 1,2 triliun secara bertahap dari 2019-2021,” tuturnya pada webinar KAI pada Selasa (19 Januari).

KRL Jogja-Solo disebutkan Kementrian Perhubungan akan segera beroperasi secara komersial pada Febuari 2021. Proyek tersebut menelan investasi dana sebesar IDR 1,2 triliun yang dikucurkan secara bertaha sejak 2019 untuk kebutukan elektrifikasi sampai pembangunan selesai.
via KoranSolo

Dia merincinkan bahwa ada 3 pekerjaan utama yang dilakukan. Pertama, pekerjaan substation yang termasuk pengadaan peralatan dan SCADA (sistem kendali industri berbasis komputer), pekerjaan pembagunan sipil, gardu, dan instalasi.

Kedua, pekerjaan listrik aliran atas (LAA) yang mencakup pengadaan material/peralatan, pekerjaan instalasi dan pendukung serta uji coba KRL.

Ketiga, pekerjaan guna mendukung pembangunan elektrifikasi, di antaranya pekerjaan modifikasi sinyal elektrik Yogyakarta-Lempuyungan dan penggantian deteksi KA track circuit menjadi axle counter.

Pekerjaan lain juga menyangkut penggantian persinyalan elektrik jaringan rel di Stasiun Solo Balapan.

Jalur KRL  Jogja-Solo diharap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan wisatawan

Mulai diuji coba terbatas sejak hari ini (20 Januari) sampai dengan 31 Januari 2021 mendatang. Keberadaan KRL Jogja-Solo diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan para wisatawan.

Sebelum KRL dibangun, sebuah studi yang dilakukan oleh Kemenhub menujukan bahawa pada 2021 ada sekitar 6 juta penumpang yang diproyeksikan akan menggunakan KRL tersebut.

Seiring berkembangnya kawan aglomerasi, diprediksi pada 2035 nanti ada sekitar 29 juta orang akan menggunakan jalur angkutan masal kereta api Yogyakarta-Solo. “Data tersebut mendasari kenapa KRL perlu dikembangkan di koridor ini, untuk memenuhi kebutuhan permintaan tadi. Pertimbangan lain adalah di koridor aglomerasi ini banyak objek wisata tersebar,” pungkasnya.

Berapa tarifnya dan stasiun apa saja yang dilewati?

Seperti dilansir TribunNews-Jogja, nantinya operasional KRL tersebut akan melewati 11 stasiun pemberhentian dengan jarak tempuh sejauh 59.337 kilometer.
via TribunNews-Jogja

Seperti dilansir TribunNews-Jogja, nantinya operasional KRL tersebut akan melewati 11 stasiun pemberhentian dengan jarak tempuh sejauh 59.337 kilometer.

Adapun stasiun yang dilewati meliputi stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delangu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan.

Keberadaan KRL ini juga akan menghemat waktu cukup banyak. Kalau biasa dari Suarakarta ke Yogyakarta membutuhkan waktu tempuh 1 jam 50 menit, dengan kereta ini penumpang akan menghemat waktu sekitar 30 menit.

Menyoal harga tiket kereta, selama masa uji coba terbatas, calon penumpang hanya diwajibkan untuk membayar sebesar IDR 1,-. Sementara setelah diresmikan, tarifnya akan sama dengan tarif KA Parameks Yogyakarta-Solo Balapan, yakni seharga IDR 8.000,-/ orang.

Untuk tarif pada masa percobaan terbatas masih seharga Rp1. Nantinya, untuk naik KRL akan menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), Commuter pay, uang elektronik melalui bank, dan QR Code. Setelah itu akan dilakukan aktivisasi melalui fitur NFC untuk melihat ketersediaan saldo,” tutur Wiwik Widayanti selaku Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Bagi warga Jogja dan Solo, siapa yang minat untuk mencobanya?