Diyakini ada sejak 2015, Korea Utara diduga melatih lumba-lumba
Lumba-lumba dilatih untuk pertunjukan sudah menjadi sebuah hal biasa, tapi bagaimana jika dilatih untuk berperang? Sebuah sumber menyebutkan bahwa citra satelit berhasil menangkap fasilitas pelatihan lumba-lumba.
Lokasi tersebut dikabarkan berada pada pangkalan angkatan laut di Nampo, yang terletak di pantai barat Korea Utara. Institut Angkatan Laut AS (USNI) memposting gambar dan juga laporan dugaan tersebut di situs webnya.
Artikel tersebut menuturkan bahwa fasilitas tersebut diyakini sudah ada sejak tahun 2015, alasannya karena kandang hewan muncul di dekat galangan kapal di dekat unit angkatan laut sekitar tahun itu.
Meski terlihat mirip dengan pelatihan lumba-luma milik Rusia, bisa saja itu hanya tempat peternakan ikan
“Tapi aktivitas utama dipindahkan ke sebuah daerah yang lebih jauh ke sungai di pinggir kota,” tulis laporan tersebut seperti dilansir dari Express.co.uk, Senin (16 November).
USNI juga menambahkan, fasilitas tersebut sekilas terlihat mirip dengan pusat pelatihan lumba-lumba yang dikembangkan oleh militer AS dan Rusia. “Pangkalan ini, mungkin tempat lumba-lumba diternakan. Mulai dikembangkan pada Oktober 2016,” lanjut laporan tersebut.
Meski demikian, artikel tersebut menambahkan bahwa kandang itu bisa jadi ‘sejenis peternakan ikan’. “Korea Utara telah meningkatkan penekanan pada budidaya ikan dalam beberapa tahun terakir. Mereka berkembang biak di seluruh negri. Banyak yang dijalankan oleh angkatan bersenjata,” tulis laporan tersebut.
Lumba-lumba dilatih untuk mendeteksi bahan peledak di bawah air.
Program Mamalia Laut Angkata Laut AS (NNMP) di Sand Diego, California juga melatih lumba-lumba dan singa laut. Hewat itu disebutkan sangat berguna untuk mendeteksi ranjau bawah air. Angkatan Laut di Rusia juga dilaporkan menggunakan paus beluga untuk operasi militer.
Tahun lalu, laporan dari Norwegia mengklaim seekor paus telah ditemukan mengenakan tali kekang Rusia dan kamera GoPro. Itu memicu kekhawatiran bahwa lumba-lumba itu adalah mata-mata Angkatan Laut Rusia.
Laporan USNI menambahkan, lumba-lumba bisa saja digunakan Korea Utara untuk mendeteksi peledak bawah air. Mereka juga dapat memeriksa label dan perangkat sonar di dasar laut.
“Perenang manusia tidak dapat bersaing dengan lumba-lumba atau anjing laut. Baik dalam kecepatan, kelincahan dan kemampuan alami untuk melihat di air yang gelap atau keruh. Ini bukan kobtes, tetapi karena mereka tidak dapat mengidentifikasi apakah penyelam teman atau mush. Mereka haya digunakan untuk menandai targe dengan memasan pelampung,” begitu jelas laporan USNI
-
Robot Lumba-Lumba Siap Gantikan Hewan Asli di Taman Satwa!
-
Ingin Jadi Putri Diana, Coba Nginep di Hotel ini!
-
Nyampah Sembarangan, Turis Ini Dipaksa Nyetir 80 Km Untuk Ambil Sampah Itu!
Lebih lanjutnya hal tersebut disebut juga lebih praktis untuk tujuan pelatihan. “Penyelam musuh kemudian bisa ditangani dengan granat atau jaring dengan kait hiu,” tambah mereka.
—
Waduh, kalau benar kasian si lumba-lumbanya gak sih?