Malaysia akan memberlakukan lockdown total untuk semua sektor sosial dan ekonomi mulai Selasa, 1 Juni hingga tanggal 14 Juni. Hal ini mereka lakukan karena kian meningkatnya kasus Covid-19 di Negeri Jiran itu.
Dalam lockdown tersebut, hanya sektor ekonomi yang penting saja yang boleh beroperasi, seperti kata Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, menurut laporan Straits Times.
Bulan ini adalah rekor baru bagi negara tersebut dalam kasus infeksi maupun kematian akibat Covid-19.
Desakan untuk Malaysia lockdown total
Sebelumnya, Sultan Negara Bagian Johor Sultan Ibrahim Iskandar sudah meminta pemerintah untuk mempertimbangkan lockdown total pada Rabu malam.
“Lebih dari 7.400 kasus hari ini. Ini menakutkan dan kita membutuhkan hampir semua aspek masyarakat agar tinggal di rumah untuk memutus rantai penularan.” kata Sultan Ibrahim, menurut laporan CNBC.
Kemudian, barulah Muhyiddin Yassin mengetuk palu untuk melakukan penguncian penuh ini.
“Keputusan ini kami buat setelah menghitung situasi terkini dari Covid-19 di Malaysia. Kasus harian terhitung ada 8.000 dan lebih dari 70.000 kasus aktif,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Angka ini adalah rekor tertinggi dalam sejarah pandemi Covid-19 di Malaysia. Hal ini menjadi desakan yang kuat bagi Malaysia untuk segera melakukan lockdown total.
Kasus di Malaysia melampaui India
Mengutip CNBC, infeksi Covid-19 harian di Malaysia beberapa minggu belakangan ini terlah melampaui India.
India melaporkan ada 150,4 kasus per 1 juta penduduk dalam satu pekan. Sementara itu, Selasa lalu Malaysia melaporka 205,1 kasus per 1 juta penduduk.
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Malaysia menyaingi angka India. Our World in Data juga menunjukkan bahwa kasus harian per satu juta orang di Malaysia juga lebih tinggi daripada di India sejak November tahun lalu hingga Maret 2021.
Dengan Malaysia lockdown total, pastinya akan ada akibatnya untuk perekonomian. Maka dari itu, Perdana Menteri dan Menteri Keuangan akan mengembangkan paket bantuan untuk masyarakat dan sektor ekonomi yang terdampak.
Nantinya, mereka berharap pertumbuhan pemulihan ekonomi pra-corona akan naik hingga 7,5 persen tahun ini.
—
Baca juga: