Jakarta dan sekitarnya mengalami pemadaman listrik pada Minggu, 4 Agustus 2019 secara serentak karena terjadi gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV. Dampak dari gangguan tersebut aliran listrik ke Jakarta dan sekitarnya padam,
Anehnya, berdasarkan pantauan melalui dari Air Visual (situs dan aplikasi pemeriksa kualitas udara) pagi ini, peringkat kualitas udara Jakarta semakin turun di peringkat 22 dunia. Skornya mencapai 75 atau kategori moderat, setara dengan parameter pm 2.5 dengan konsentrasi 23.5 µg/m³.
Tapi pemadaman serentak tersebut tidak serta merta membuat udara di Jakarta langsung bersih. Masih ada beberapa titik yang menyandang predikat ‘unhealthy’ dan ‘unhealthy for sensitive groups’ diantaranya;
Pertama, kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, dengan indeks kualitas udara di angka 165. Kedua, kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, dengan tingkat indeks kualitas udara di angka 156. Peringkat ketiga disusul dengan kawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) – GBK, Jakarta Pusat, dengan tingkat indeks kualitas udara di angka 153. Keempat, kawasan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan skor 105.
Polusi udara Jakarta dalam beberapa minggu terakhir ini sering menjadi highlight karena nilainya yang menduduki papan atas dunia, berdasarkan pantauan AirVisual.com.
Namun belum ada penjelasan tentang korelasi mengenai padamnya listrik dengan mengurangnya polusi udara di Jakarta. Padahal penduduk Jakarta justru cenderung keluar rumah untuk ‘ngadem’ di Mall dan tempat yang memiliki genset.