Karena legacy-nya, Mbah Lindu sempat muncul di Netflix
Dunia kuliner Indonesia kehilangan salah satu sosok besarnya. Mbah Lindu, penjual gudeg legendaris Yogyakarta, meninggal pada Minggu (12/7/2020) di usia 100 tahun. Rencananya, jenazah Mbah Lindu dimakamkan pada Senin (13/7/2020).
“Sedo (meninggal) di rumah ini, tadi sekitar pukul 18.00 WIB. Karena sudah sepuh (usianya sudah tua),” ujar Mudiati (62), salah satu anggota keluarga mendiang Mbah Lindu di rumah duka Klebengan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman, mengutip Kompas.com, Minggu (12/07/2020).
Mbah Lindu sudah berjualan Gudeg sejak zaman kolonial Belanda
Dikenal dengan nama lengkap Biyem Setyo Utomo, Mbah Lindu dikenal sudah berjualan gudeg selama puluhan tahun. Mbah Lindu sendiri bahkan tak ingat secata pasti berapa lama ia sudah berjualan gudeg.
Yang pasti, Mbah Lindu sudah mulai berjualan gudeg di zaman kolonial, sebelum ia memiliki suami.
Dulu, Mbah Lindu harus menempuh jarak 5 kilometer untuk mencapai kawasan Klebengan, tempatnya berdagang pada pukul 04.00.
Source: Solopos.com
Gudeg Mbah Lindu dimasak secara tradisional, di atas tungku kayu bakar. Masakan yang sudah matang termasuk gudeg dibiarkan semalaman, supaya makin tanak dan bumbu lebih meresap. Lauk gudeg Mbah Lindu adalah sambal goreng krecek, ayam kampung dan telur bacem. Pembeli juga bisa memilih menu pasangan gudeg antara nasi atau bubur.
Gudeg Mbah Lindu mulai dijual pada pukul 05.00 hingga 10.00. Namun tak jarang dagangannya habis sebelum ia jam 10.00. Ketika berjualan, Mbah Lindu pun kerap membawa serta anaknya bernama Ratiyah.
Berkat legacy-nya, Mbah Lindu pun sempat dibahas dalam salah satu dari sembilan episode tayangan original Netflix yang berjudul “Street Food.”
Usaha gudeg Mbah Lindu diteruskan anak-anaknya
Mbah Lindu pergi meninggalkan tiga orang anak dan enam cucu
Karena usianya yang sudah senja, beberapa tahun terakhir ia tak ikut berjualan. Usahanya dilanjutkan oleh sang anak, Ratiyah.
Foto: Dewi Rachmanita Syiam
Meski begitu, Mbah Lindu masih terlibat dalam pembuatan gudeg. Bahkan ketika Mbah Lindu jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit, Mbah Lindu diketahui sedang ada di dapur.
“Masih sering membantu merebus telur, lombok, duduk terus mau ke dapur jatuh. Saat itu saya yang di rumah terus dipanggil, terus dibawa ke (rumah sakit) Panti Rapih,” ungkap Mudiati, salah satu keluarga Mbah Lindu.